Serangan Udara Israel Tewaskan 9 Warga Palestina, Termasuk Dua Wartawan

Bella
Serangan Udara Israel Tewaskan 9 Warga Palestina, Termasuk Dua Wartawan
Arsip - Api terlihat menyala melalui jendela Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahiya, Jalur Gaza utara, saat operasi militer Israel berlangsung di tengah konflik Israel-Hamas, pada 18 Desember 2024. (Alarabiya)

Serangan udara Israel di Gaza tewaskan 9 warga Palestina, termasuk 2 jurnalis. Israel klaim targetkan "teroris" drone. Hamas tuduh Israel langgar gencatan senjata.

Suara.com - Setidaknya sembilan warga Palestina, termasuk dua wartawan lokal, tewas dalam serangan udara Israel di kota Beit Lahiya, Gaza utara, pada hari Sabtu.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sejumlah orang lainnya terluka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis, akibat serangan yang menghantam sebuah mobil.

Insiden ini terjadi di tengah pembicaraan gencatan senjata antara pemimpin Hamas dan mediator di Kairo, menambah ketegangan di wilayah yang telah lama dilanda konflik.

Menurut pejabat kesehatan yang berbicara kepada Reuters, serangan tersebut mengenai mobil yang membawa korban, baik di dalam maupun di luar kendaraan.

Baca Juga: Misi Kemanusiaan Prabowo: Siapkah Indonesia Menampung Pengungsi Gaza?

Saksi mata dan rekan jurnalis menyebutkan bahwa orang-orang di dalam mobil sedang menjalankan misi kemanusiaan untuk Yayasan Al-Khair, sebuah badan amal di Beit Lahiya.

Mereka ditemani oleh jurnalis dan fotografer saat serangan terjadi. Media Palestina melaporkan bahwa setidaknya tiga jurnalis lokal termasuk di antara korban tewas, menyoroti risiko yang dihadapi pekerja media di zona konflik.

Militer Israel (IDF) menyatakan bahwa serangan tersebut menargetkan dua individu yang diidentifikasi sebagai “teroris” yang mengoperasikan pesawat tanpa awak (drone) di Beit Lahiya.

Menurut pernyataan resmi IDF, drone tersebut dianggap mengancam pasukan Israel di lapangan.

Militer kemudian melancarkan serangan tambahan terhadap beberapa tersangka lain yang diduga mengumpulkan peralatan drone dan memasuki sebuah kendaraan.

Baca Juga: Manggung di Coachella, Green Day Serukan Dukungan untuk Palestina

Namun, IDF tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai bagaimana mereka menetapkan status teroris pada target atau bukti ancaman spesifik terhadap pasukannya.