Di sisi lain, Shobirin, paman Aminudin mengaku sudah tidak banyak berharap dengan pendidikan untuk sang keponakan yang mengalami disabilitas. Di usia Aminudin yang menginjak 23 tahun, Shobirin merasa sudah sangat terlambat untuk mengejar berbagai ketertinggalan keponakannya. Kini, ia hanya berharap Aminudin bisa mendapatkan penghidupan yang layak dan diperlakukan setara seperta orang tanpa disabilitas di tengah masyarakat.
Shobirin bercerita, hingga kini Aminudin seringkali mendapatkan stigma buruk dari masyarakat. Tak sedikit orang yang mengganggu Aminudin hingga mengejeknya karena ia memiliki kondisi khusus. Shobirin ingin agar pendidikan di Indonesia dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap seseorang dengan penyandang disabilitas.
“Setidaknya perlakukan dia (Aminudin) sama dengan orang normal. Biar dia bisa hidup seperti orang normal, tidak diejek, dijahili. Kalau bisa memilih, saya yakinlah dia gak mau jadi disabilitas. Jadi saling mengerti saja,” ujar Shobirin.