Hamas Siap Bebaskan Sandera Israel-Amerika dalam Perundingan Gencatan Senjata Gaza

Bella Suara.Com
Jum'at, 14 Maret 2025 | 19:03 WIB
Hamas Siap Bebaskan Sandera Israel-Amerika dalam Perundingan Gencatan Senjata Gaza
Militan Hamas Palestina bersiaga saat Hamas menyerahkan jenazah sandera kepada Palang Merah, sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata dan pertukaran sandera-tahanan dengan Israel, di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 20 Februari 2025. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hamas menyatakan kesiapannya untuk membebaskan seorang tentara Israel bernama Edan Alexander, yang juga berkewarganegaraan Amerika, serta jenazah empat warga negara ganda lainnya, sebagai bagian dari perundingan gencatan senjata dengan Israel di Jalur Gaza.

Pernyataan ini disampaikan pada hari Jumat, menyusul dimulainya putaran baru perundingan tidak langsung di ibu kota Qatar, Doha, yang melibatkan delegasi Hamas dan tim negosiator Israel.

Seorang pejabat senior Hamas mengungkapkan bahwa kelompok tersebut telah menerima usulan dari mediator untuk melanjutkan pembicaraan.

“Kemarin, delegasi pimpinan Hamas menerima usulan dari mediator persaudaraan, dan tanggapan kami mencakup persetujuan untuk membebaskan Edan Alexander serta jenazah empat orang lainnya dengan kewarganegaraan ganda,” demikian pernyataan resmi Hamas.

Perundingan ini menyusul berakhirnya tahap pertama gencatan senjata pada 1 Maret 2025 tanpa kesepakatan untuk tahap berikutnya.

Selama enam minggu gencatan senjata awal, Hamas telah membebaskan 33 sandera, termasuk delapan jenazah, sebagai imbalan atas pembebasan sekitar 1.800 tahanan Palestina dari penjara Israel.

Upaya Relokasi Warga Palestina dan Penolakan Internasional

Warga Palestina mengungsi dengan berjalan kaki saat mereka melarikan diri dari bagian utara Gaza, di tengah operasi militer Israel, di Jabalia di Jalur Gaza utara pada tanggal 4 Desember 2024. (Foto arsip: Reuters)
Warga Palestina mengungsi dengan berjalan kaki saat mereka melarikan diri dari bagian utara Gaza, di tengah operasi militer Israel, di Jabalia di Jalur Gaza utara pada tanggal 4 Desember 2024. (Foto arsip: Reuters)

Di sisi lain, Associated Press melaporkan bahwa Amerika Serikat dan Israel telah menghubungi pejabat dari Sudan, Somalia, dan Somaliland untuk membahas kemungkinan penggunaan wilayah mereka sebagai tempat penampungan warga Palestina dari Gaza.

Namun, usulan ini ditolak oleh Sudan, sementara pejabat Somalia dan Somaliland menyatakan tidak mengetahui adanya kontak terkait rencana tersebut.

Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS belum memberikan tanggapan resmi atas laporan ini, begitu pula kementerian luar negeri Sudan yang tengah bergulat dengan perang saudara.

Baca Juga: AS dan Israel Bahas Pemindahan Warga Palestina ke Afrika Timur, Sudan Menolak

Konflik di Sudan sendiri telah menyebabkan 12 juta warganya mengungsi dan memicu krisis kelaparan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI