Suara.com - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, langsung dikejar sejumlah persoalan Jakarta sejak mengisi kursi Jakarta 1. Terlebih lagi persoalan banjir yang sudah merendam ratusan RT masih menghantui hingga sekarang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini prediksi cuaca ekstrem dari 11 sampai 20 Maret 2025. Pramono mengaku telah menindaklanjutinya dengan mengadakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
Hasilnya, memang hujan belum turun dari tanggal 10 sampai 14 Maret 2025. Pramono mengaku khawatir cuaca ekstrem kembali terjadi di Jakarta selama periode itu.
"Jadi memang banjir ini seperti yang saya sampaikan baru diatasi diselesaikan yang bersifat jangka terlalu pendek, harian," ujar Pramono kepada wartawan, Jumat (14/3/2025).
Baru selesai pelaksanaan OMC, Pramono kini mengakui dirinya harus mulai mempersiapkan menghadapi kemungkinan banjir rob.
"Tiga hari kemarin mikirnya modifikasi cuaca, nanti 28-29 mikirnya rob, pasti itu, sehingga dengan demikian saya tidak mau, maka harus ada penyelesaian yang bersifat medium term," jelasnya.

Karena itu, Pramono mengaku akan kembali melanjutkan proyek normalisasi Sungai Ciliwung ke depannya. Ia sudah membahas hal ini dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Badan Pertanahan Nasional.
"Normalisasi Sungai Ciliwung harus segera dilakukan. Untuk itu harus ada keputusan menteri PUPR mengenai sepadan sungai ciliwung yang harus dinaturalisasi, yang harus dibebaskan dan sebagainya," pungkasnya.
Baca Juga: Sehabis Lebaran, Pramono Janji Bangun Tiga Tanggul di Jakarta Utara Demi Cegah Banjir Rob