Tak berhenti di situ, ia melanjutkan pendidikannya di University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat, hingga meraih gelar Master of Science in Policy Economics (1990) dan Ph.D. in Economics (1992).
Kecemerlangannya dalam kebijakan fiskal, keuangan publik, dan ekonomi tenaga kerja mengantarnya ke posisi strategis di dunia internasional.
Pada 2002, ia terpilih sebagai Executive Director di International Monetary Fund (IMF), mewakili 12 negara Asia Tenggara.
Kariernya kian bersinar ketika pada 2004, ia ditunjuk sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas, sebelum akhirnya menduduki kursi Menteri Keuangan pada 2005.
Di bawah kepemimpinannya, ekonomi makro Indonesia mengalami stabilisasi, kebijakan fiskal tetap prudent, serta kepercayaan investor semakin meningkat.
Reformasi Kementerian Keuangan yang ia pimpin menjadi salah satu tonggak penting modernisasi birokrasi di Indonesia.
Berkat pencapaiannya, ia dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia tahun 2006 oleh Emerging Markets Forum dan meraih berbagai penghargaan prestisius, termasuk masuk dalam daftar wanita paling berpengaruh di dunia versi Forbes.
Namun, kiprah Sri Mulyani tak hanya berkutat di dalam negeri.
Pada 2010, ia dipercaya sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, membawa kebijakan-kebijakan ekonomi inklusif ke tingkat global.
Baca Juga: Heboh Diisukan Mundur, Sri Mulyani Ternyata Miliki Harta Nyaris Rp80 Miliar
Enam tahun kemudian, Presiden Joko Widodo kembali memanggilnya untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan, menjadikannya salah satu tokoh ekonomi paling berpengaruh dalam kabinet.