Dedi Mulyadi Rencana Revolusi Pendidikan di Jabar: Masuk Sekolah Lebih Pagi, Guru Favorit Mengajar Murid Miskin

Kamis, 13 Maret 2025 | 20:28 WIB
Dedi Mulyadi Rencana Revolusi Pendidikan di Jabar: Masuk Sekolah Lebih Pagi, Guru Favorit Mengajar Murid Miskin
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (kanan) dan Menteri Sosial Saifullah Yusuf di Bogor, Kamis (13/3/2025). (Suara.com/Lilis)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, telah punya rencana untuk mengubah sistem pendidikan di wilayahnya.

Dedi berencana untuk lakukan revolusi pendidikan, salah satunya dengan mengubah jam masuk sekolah jadi lebih pagi. Tujuannya, agar murid dipaksa untuk tidur lebih cepat dan bangun lebih pagi untuk berangkat sekolah.

"Dari budaya nongkrong sampai jam 12 malam menjadi budaya tidur jam 9 malam," kata Dedi Mulyadi saat rapat koordinasi dengan Menteri Sosial Saifullah Yusuf di Bogor, dalam keterangannya, Kamis (13/3/2025).

Dia juga ingin agar sekolah favorit harus diisi 20 persen siswa dengan kemampuan akademik yang biasa. Sehingga, bisa mengubah siswa yang bodoh dan malas menjadi pintar dan rajin.

"Agar tergerak, guru favorit mengajar orang miskin agar menjadi siswa favorit," ucapnya.

Untuk merealisasikan itu juga Dedi Mulyadi memastikan kalau dirinya mendukung program pemerintah pusat untuk membangun Sekolah Rakyat.

Menurutnya, program tersebur bisa jadj solusi memutus kemiskinan dengan pendidikan. Dia mencontohkan, anak seorang pengemis bisa jadi nantinya juga akan ikut menjadi pengemis. Karena itu, perlu ada integrasi sekolah.

"Jadi saya sambut baik sekolah ini," ucap Dedi.

Wacana Pemerintah Bangun Sekolah Rakyat dan Unggulan: Langkah Mundur Pendidikan ke Era Kolonial. (Suara.com/TIm Grafis)
Wacana Pemerintah Bangun Sekolah Rakyat dan Unggulan: Langkah Mundur Pendidikan ke Era Kolonial. (Suara.com/TIm Grafis)

Pada kesempatan yang sama, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menuturkan kalau di Provinsi Jawa Barat ditargetkan pembangun 30 Sekolah Rakyat. Sehingga, per kabupaten/kota minimal harus ada satu Sekolah Rakyat.

Baca Juga: Gus Ipul Gandeng Kemenag Susun Kurikulum Pendidikan Karakter untuk Sekolah Rakyat

"Nanti provinsi juga memiliki sendiri satu atau dua," kata Gus Ipul.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI