Dengar Kabar dari Kapolri, Anggota Komisi III DPR Sebut Kapolres Ngada Akan Dipecat dengan Tidak Hormat

Kamis, 13 Maret 2025 | 18:11 WIB
Dengar Kabar dari Kapolri, Anggota Komisi III DPR Sebut Kapolres Ngada Akan Dipecat dengan Tidak Hormat
Kapolres Ngada AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja. [Humas Polres Ngada]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Komisi III DPR RI fraksi Golkar, Soedeson Tandra, mendapat informasi dalam waktu dekat sidang etik akan memutuskan Kapolres Ngada AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja diberhentikan dengan tidak hormat. Fajar diduga telah mencabuli tiga anak.

Soedeson menyampaikan, hal tersebut usai bertemu langsung dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Ya jadi tegaskan tadi saya baru bertemu Pak Kapolri. Jadi intinya dalam satu dua hari ini proses etik selesai. Dan akan dilakukan pemberhentian dengan tidak hormat," kata Tandra kepada wartawan, Kamis (13/3/2025).

Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan mendesak kepada Kapolri agar terus melanjutkan proses pidana terhadap Fajar.

"Kami juga sudah meminta kepada Pak Kapolri agar yang bersangkutan diproses pidana, jadi begitu," ujarnya.

"Kami terus terang mengapresiasi dan sangat mendukung langkah langkah yang kami minta itu merusak institusi. Mencoreng nama baik institusi, beliau akan memprosesnya dengan keras dan tegas," sambungnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan semua pihak yang terlibat harus bisa diusut tuntas.

"Oh ya jelas harus diusut kan itu perbuatan itu tidak sendirian Kapolres itu dia juga ada yang menyediakan, ada yang menyediakan fasilitas ruangan, mencari korban, ada yang menyiarkan kan jadi itu kira-kira," pungkasnya.

Diketahui, pelaku saat ini tengah menjalani pemeriksaan di Mabes Polri dan dinonaktifkan dari jabatannya sebagai kapolres. Dia diduga mencabuli tiga anak berusia tiga tahun, 12 tahun, dan 14 tahun sejak pertengahan 2024.

Baca Juga: Harta Cuma Rp14 Juta di LHKPN, Segini Gaji Kapolres Ngada yang Cabuli 3 Anak

Kejahatan ini terungkap setelah adanya laporan dari otoritas Australia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI