Hadirin yang berbahagia, kemenangan sejati dalam Idul Fitri bukan hanya pada keberhasilan menahan lapar dan dahaga, tetapi pada kemampuan kita untuk mengendalikan diri dari perbuatan dosa, menjaga lisan dari kata-kata yang menyakitkan, dan membersihkan hati dari dendam serta iri hati.
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, mari kita jadikan Idul Fitri ini sebagai titik awal untuk menjadi pribadi yang lebih baik, yang senantiasa ikhlas dalam beribadah dan berbuat kebaikan.
Salah satu keistimewaan Idul Fitri adalah tradisi saling memaafkan. Hari ini, kita membuka pintu maaf selebar-lebarnya kepada keluarga, tetangga, dan saudara kita.
Kesalahan adalah bagian dari sifat manusia, namun memaafkan adalah sifat mulia yang diajarkan oleh agama kita. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa orang yang memaafkan akan ditinggikan derajatnya oleh Allah.
Maka, jangan biarkan hati kita terbebani oleh rasa sakit hati di hari yang fitri ini. Sambutlah saudara kita dengan senyuman dan tangan terbuka, sebagaimana Allah membuka pintu ampunan-Nya bagi hamba yang bertaubat.
Jamaah yang dirahmati Allah, Idul Fitri juga mengajarkan kita tentang kebersamaan. Sholat Ied yang kita laksanakan secara berjamaah ini adalah simbol persatuan umat Islam. Di tengah perbedaan latar belakang, suku, dan pandangan, kita bersatu dalam takbir dan doa.
Kebersamaan ini harus kita wujudkan tidak hanya di masjid, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita saling membantu, berbagi rezeki dengan yang membutuhkan, dan mempererat tali silaturahmi.
Dalam suasana Idul Fitri 2025 ini, di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, kebersamaan adalah kekuatan kita untuk menghadapi segala ujian.
Baca Juga: 9 Perbedaan Idul Fitri di Indonesia dan Arab Saudi
Sebagai penutup, marilah kita jadikan Idul Fitri ini sebagai momentum untuk memperbaharui niat, memperbaiki akhlak, dan memperkuat ukhuwah.