Suara.com - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengakui kalau penyaluran bantuan sosial (bansos) selama ini belum tepat sasaran. Hal itu diketahui setelah pemerintah menyusun Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), sebagai pengganti dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
"Bisa dikatakan begitu (belum tepat sasaran). Ada sekian persen yang tidak tepat sasaran," kata Gus Ipul kepada wartawan ditemui di Kantor Kemenko Pemberdayaan Manusia, Jakarta, Kamis (13/3/2025).
Gus Ipul mengungkapkan, penyaluran tidak tepat sasaran itu jumlahnya sekitar antara 10 persen dari data DTKS atau mencapai jutaan orang.
"Iya, bisa jutaan. Jadi masih kita teliti, saya belum berani angkanya, tapi menurut saya lumayan besar. Angkanya saya belum tahu, tapi di bawah 10 persen atau di atas 10 persen ini masih kita teliti," ujarnya.
Perbedaan mendasar DTSEN dengan sebelumnya, data tunggal itu akan dibuat berjenjang mulai dari desil 1 hingga desil 10.
Gus Ipul menjelaskan, desil 1 dimulai untuk kategori masyarakat miskin ekstrem yang paling berhak mendapatkan bansos negara.
Gus Ipul menerangkan bahwa data DTSEN saat ini masih tahap finalisasi untuk kemudian akan mulai digunakan saat penyaluran bansos ketika triwulan kedua. Saat penyaluran tersebut diperkirakan jumlah penerima bansos akan berkurang karena dibuat lebih tepat sasaran.
"Jadi nanti akan kelihatan di situ kemarin dapet, sekarang nggak dapet. Harus dilihat presentase, berapa juta orang yang sekarang nggak dapet lagi. Kelihatan semua itu," Kata Gus Ipul.
Hari ini Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar menggelar rapat tingkat menteri untuk membahas upaya memaksimalkan potensi penerimaan dana umat untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
Baca Juga: Selain Susun Kurikulum, Kemenag Juga Bertugas Rekrut Guru Keagamaan untuk Sekolah Rakyat
"Kita berharap mengkonsolidasikan pundi-pundi dana umat masyarakat agar berfokus kepada kemiskinan," kata Muhaimin Iskandar di Jakarta, Kamis.