Trump Ancam Putin, Konsekuensi Mengerikan Jika Gencatan Senjata Ukraina Ditolak!

Bella Suara.Com
Kamis, 13 Maret 2025 | 09:11 WIB
Trump Ancam Putin, Konsekuensi Mengerikan Jika Gencatan Senjata Ukraina Ditolak!
Donald Trump (x.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Wakil Presiden JD Vance menegaskan, pihaknya telah melakukan percakapan dengan Moskow.

“Kami telah melakukan beberapa percakapan dengan perwakilan kami, baik melalui telepon maupun secara langsung, dan kami merasa berada di posisi yang baik. Ukraina telah menyetujui gencatan senjata, dan sekarang kami akan melihat apakah Rusia juga akan menyetujuinya.” kata JD.

Seiring dengan perkembangan ini, AS akhirnya melanjutkan pengiriman bantuan militer ke Ukraina pada Rabu lalu setelah sempat ditangguhkan. Keputusan ini diambil setelah sembilan jam perundingan di Arab Saudi, di mana Washington setuju untuk mencabut pembatasan berbagi intelijen yang diberlakukan sebelumnya.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan bahwa negaranya akan kembali menghubungi Rusia dalam waktu dekat, dengan menekankan bahwa keputusan kini berada di tangan Kremlin.

Hingga saat ini, Rusia belum memberikan sikap resmi terkait usulan gencatan senjata ini.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa Moskow sedang menunggu informasi lebih lanjut dari AS sebelum menentukan langkah selanjutnya.

Rusia sebelumnya menegaskan bahwa mereka hanya akan menyetujui penghentian perang secara permanen, bukan gencatan senjata sementara.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Inggris John Healey mengungkapkan bahwa negara-negara Eropa semakin mendekati kesepakatan untuk mendorong upaya perdamaian.

"Inggris dan Prancis bersama-sama memimpin pekerjaan perencanaan untuk mendorong upaya perdamaian dan mendorong pengaturan jaminan keamanan bagi Ukraina," katanya.

Baca Juga: Pasar Dagang Amerika Memanas, IHSG Diprediksi Menguat Tipis Hari Ini

"Kami melakukan pekerjaan ini bersama-sama, kami bekerja sama erat dengan negara-negara mitra, kami berupaya membangun koalisi yang bersedia dari Eropa dan sekitarnya, dan mulai hari ini kami mempercepat pekerjaan itu." lanjut Healey.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI