Cek Fakta: Makan Bergizi Gratis di Papua Mengandung Racun dan Genosida

Bella Suara.Com
Kamis, 13 Maret 2025 | 08:14 WIB
Cek Fakta: Makan Bergizi Gratis di Papua Mengandung Racun dan Genosida
Staf Khusus Menteri Pertahanan (Menhan) Bidang Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia Letkol Tituler Lenis Kogoya memberikan Makan Bergizi Gratis secara simbolis kepada siswa SD YPK Sion, Nabire, Papua Tengah, Selasa (11/3/2025). (Foto:ANTARA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beredar informasi di media sosial yang menyebutkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan diterapkan di Papua mengandung racun dan merupakan bagian dari upaya genosida terhadap masyarakat Papua. Isu ini menyebar luas di berbagai platform digital dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.

Penelusuran Fakta
Berdasarkan penelusuran, informasi yang menyebutkan bahwa MBG mengandung racun dan merupakan bagian dari genosida adalah tidak benar atau merupakan hoaks.

Staf Khusus (Stafsus) Menteri Pertahanan (Menhan), Lenis Kogoya, menegaskan bahwa klaim tersebut tidak berdasar dan bertujuan menyesatkan masyarakat. Dalam acara sosialisasi MBG di Kantor Pemerintah Provinsi Papua, Jayapura, Rabu (12/3/2025), Lenis mengatakan bahwa pemerintah justru ingin memastikan masyarakat, terutama anak-anak dan kelompok rentan, mendapatkan makanan sehat dan bergizi.

Stafsus Menhan Lenis Kogoya (kanan) dalam sosialisasi Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kantor Pemerintah Provinsi Papua, Jayapura, pada Rabu (12/3/2025). (Foto:ANTARA)
Stafsus Menhan Lenis Kogoya (kanan) dalam sosialisasi Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kantor Pemerintah Provinsi Papua, Jayapura, pada Rabu (12/3/2025). (Foto:ANTARA)

Dalam acara sosialisasi MBG di Kantor Pemerintah Provinsi Papua, Lenis Kogoya menegaskan bahwa klaim tersebut tidak memiliki dasar yang benar.

"Saya datang ke sini untuk menjaga kedaulatan negara. Kewajiban saya untuk melindungi isu-isu yang masuk ke mereka dan mengganggu kedaulatan negara, saya lihat di media sosial dan berita-berita itu ada isu kalau MBG itu berisi racun dan genosida, saya tegaskan itu tidak benar," ujar Lenis Kogoya.

Menurut Lenis, program MBG adalah upaya negara untuk memastikan masyarakat, anak-anak, dan kelompok rentan mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi. "Tidak ada satupun niat negara untuk meracuni atau membunuh warganya sendiri," tambahnya.

Lenis juga mengimbau para kepala sekolah di Papua untuk menindak tegas oknum-oknum yang mengajak anak-anak didik untuk melakukan demonstrasi menolak MBG.

"Demonstrasi memang hak dari negara, tetapi anak-anak harus fokus belajar dan tidak terlibat dalam demonstrasi semacam itu," katanya.

Sementara itu, Penjabat Gubernur Provinsi Papua, Ramses Limbong, menegaskan pentingnya sosialisasi manfaat MBG di Papua, terutama di wilayah Jayapura.

Baca Juga: ICC Buru Netanyahu, ICJ Selidiki Genosida: Israel Kembali Putus Listrik Gaza Berpotensi Bencana Kesehatan

Menurutnya, sosialisasi ini perlu dilakukan secara intensif mengingat adanya penolakan terhadap program ini sebelumnya. MBG di Papua direncanakan akan dibagikan secara bertahap setelah Idul Fitri 2025.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI