Suara.com - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melihat persaingan di industri pariwisata kian ketat juga lapangan kerja yang kian sempit. Kondisi itu disebabkan karena terjadi berbagai perubahan dari tren pariwisata.
Asdep peningkatan kapasitas SDM aparatur dan pendidikan vokasi Kemenpar Andar Danova menyebutkan bahwa tren pariwisata belakangan makin cepat berubah.
Sehingga pelaku industri di dalamnya juga harus semakin kompetitif dan adaptif.
"Saat ini kita juga dengan perubahan teknologi atau digitalisasi serta ketidakpastian ekonomi yang berdampak terhadap berkurangnya peluang kerja. Ini baru asumsi, karena kami ambil data dan informasi dari berbagai media mainstream," kata Andar saat konferensi pers virtual, Rabu (12/3/2025).
Untuk menyikapi situasi tersebut, Andar memastikan kalau pemerintah sudah punya solusi.
Strategi itu berupa memperkuat kolaborasi dengan industri yang turut melibatkan politeknik pariwisata (poltekpar) di bawah naungan Kemenpar.
![Warga mencari lowongan pekerjaan di acara Jakarta Job Fair di Mal Thamrin City, Jakarta, Rabu (12/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/12/35549-warga-mencari-lowongan-pekerjaan-di-acara-jakarta-job-fair.jpg)
Andar menjelaskan kalau bentuk kolaborasi itu dengan memberikan wadah bagi mahasiswa poltekpar untuk magang di industri sehingga bisa memiliki pengalaman kerja.
"Program magang ini yang sudah dilakukan oleh Poltekpar, (magang) di dalam dan di luar negeri, ini untuk memperkuat kurikulum," ujarnya.
Industri yang dijamah juga tidak hanya sebatas pariwisata, tapi juga mencakup bisnis travel, hospitality, dan turisme.
Baca Juga: PHK Masih Terus Terjadi, 3.000 Lebih Pekerja Kehilangan Pekerjaan di Januari 2025
Adapun negara yang turut digandeng pada program magang itu ada Thailand, Hong Kong, Malaysia, Timur Tengah, juga Dubai.