Lalu bagaimana dengan NU dan pemerintah? NU dan pemerintah biasanya menggunakan metode rukyatul hilal dalam menentukan awal bulan.
Rukyatul hilal adalah metode mengamati hilal (bulan sabit) secara langsung untuk menentukan awal bulan Hijriah. Hilal adalah bulan sabit pertama yang muncul setelah fase bulan baru.
Rukyatul Hilal adalah kriteria penentu awal bulan kalender hijriyah dengan cara merukyah (mengamati) hilal secara langsung.
Apabila hilal (bulan sabit) tidak terlihat (atau gagal terlihat), maka bulan (kalender) berjalan digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari. Kriteria ini berpegangan pada hadits Nabi Muhammad :
“Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan berbukalah kamu karena melihat hilal, jika terhalang maka genapkanlah (istikmal)”.
Untuk itu dalam menentukan kapan 1 Syawal 1446 hijriah, NU dan Pemerintah akan melakukan pengamatan hilal pada 29 Ramadhan 1446 H.
Pernyataan Menteri Agama
Walau NU dan Pemerintah belum menentukan kapan 1 Syawal 1446 H, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar memprediksi Hari Raya Idul Fitri 1446 H jatuh pada 31 Maret 2025.
Berdasarkan prediksi Kemenag, ketinggian hilal pada 29 Maret 2025 masih -2 derajat atau -3 derajat sehingga tidak memenuhi syarat.
Baca Juga: 50 Template Kartu Ucapan Idul Fitri Cantik dan Kekinian, Bisa Diedit!
"Karena itu masih di bawah imkanur rukyat, dengan demikian, jadinya (puasa) 30 hari, jadi lebaran kita diprediksi tanggal 31 Maret 2025, hari Senin. Dan sama jadi kita puasanya juga bareng (dengan Muhammadiyah) nanti lebarannya juga bareng," ujar Nasaruddin dikutip dari kbr.id.