Mengapa Ketupat Identik dengan Idul Fitri? Ini Makna dan Asal Mula Tradisinya

Eliza Gusmeri
Mengapa Ketupat Identik dengan Idul Fitri? Ini Makna dan Asal Mula Tradisinya
Ilustrasi ketupat, hidangan yang identik dengan Idul Fitri [ilustrasi]

Ketupat, hidangan khas Lebaran, bukan sekadar makanan. Simbol "Ngaku Lepat" (mengakui kesalahan), kesabaran, & kebersamaan. Tradisi dari Sunan Kalijaga.

Suara.com - Setiap kali perayaan Idul Fitri atau Lebaran, ketupat selalu menjadi sajian khas yang hampir tak pernah absen di meja makan masyarakat Indonesia.

Hidangan lebaran ini terbuat dari beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda atau janur ini bukan hanya sekadar pelengkap bagi opor ayam, rendang, atau sambal goreng ati, tetapi juga menyimpan filosofi yang mendalam yang telah mengakar kuat dalam budaya dan tradisi masyarakat Indonesia.

Namun, apa sebenarnya yang membuat ketupat begitu identik dengan perayaan Lebaran?

Untuk memahami fenomena ini, kita perlu menelusuri sejarah, simbolisme, dan alasan praktis mengapa ketupat menjadi makanan wajib saat Idulfitri.

Baca Juga: Bolehkah Orang Tua Menggunakan Uang THR Anak? Ini Jawaban dalam Islam

Sejarah dan Tradisi: Dari Sunan Kalijaga hingga Tradisi Agraris

Secara historis, ketupat dipercaya diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo yang berperan besar dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa pada abad ke-15.

Sunan Kalijaga menggunakan ketupat sebagai media dakwah yang dikaitkan dengan ajaran Islam.

Ketupat dianggap sebagai simbol dari "Ngaku Lepat" yang dalam bahasa Jawa berarti mengakui kesalahan, sesuai dengan semangat Lebaran sebagai momen saling memaafkan dan memperbaiki diri.

Namun, ada juga pendapat lain yang menyatakan bahwa tradisi ketupat sudah ada sebelum masuknya Islam.

Baca Juga: Lebaran Idul Fitri 2025 Muhammadiyah Tanggal Berapa? Berikut Ulasannya

Pada masa itu, ketupat dianggap sebagai simbol kesuburan dan keberlimpahan dalam tradisi masyarakat agraris yang mensyukuri hasil panen.

Setelah Islam menyebar di Indonesia, makna ketupat kemudian disesuaikan dengan nilai-nilai Islam tanpa menghilangkan unsur-unsur lokal yang sudah ada.

Simbolisme dan Filosofi Ketupat

Ketupat, hidangan lebaran [pinterest]
Ketupat, hidangan lebaran [pinterest]


Ketupat bukan hanya sekadar makanan, melainkan juga sebuah simbol yang mengandung berbagai filosofi mendalam.

Berikut beberapa simbolisme dari ketupat yang membuatnya identik dengan Lebaran:

Anyaman Janur yang Rumit: Proses menganyam daun kelapa muda menjadi ketupat melambangkan kompleksitas kehidupan manusia yang penuh dengan kesalahan dan kekurangan.

Namun, setelah ketupat dibuka, akan tampak isi nasi yang putih bersih, yang melambangkan kesucian dan kebersihan hati setelah menjalani puasa Ramadhan.

Proses Memasak yang Lama: Ketupat dimasak dengan cara direbus dalam waktu yang cukup lama. Hal ini mengajarkan kesabaran dan ketekunan dalam menghadapi segala cobaan selama bulan puasa.

Bentuk yang Simetris: Bentuk ketupat yang sempurna dan simetris menggambarkan keseimbangan dan kesempurnaan dalam menjalani ibadah serta kehidupan sehari-hari.

Ungkapan "Ngaku Lepat": Dalam tradisi Jawa, ketupat dikaitkan dengan ungkapan "Ngaku Lepat" yang berarti mengakui kesalahan.

Hidangan ini menjadi simbol permohonan maaf di Hari Raya, sejalan dengan esensi Lebaran itu sendiri.

Alasan yang Mendukung Popularitas Ketupat
Selain nilai filosofi yang mendalam, ketupat juga disukai karena alasan praktis.

Ketupat dapat bertahan cukup lama sehingga cocok dibawa ketika bersilaturahmi dari satu rumah ke rumah lain.

Selain itu, rasa ketupat yang netral membuatnya mudah dipadukan dengan berbagai jenis lauk khas Lebaran, seperti opor ayam, rendang, gulai, dan sambal goreng ati.

Ketupat juga menjadi simbol kebersamaan dan kesederhanaan.

Proses membuat ketupat yang melibatkan seluruh anggota keluarga memperkuat nilai gotong-royong dan kebersamaan di tengah masyarakat.

Ketupat menjadi identik dengan Lebaran bukan hanya karena kelezatannya sebagai makanan, tetapi juga karena ia mengandung nilai-nilai budaya, religius, dan sosial yang sangat dalam.

Mulai dari simbolisme "Ngaku Lepat" hingga proses pembuatannya yang melambangkan kesabaran, ketupat adalah bagian penting dari tradisi Lebaran yang terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Indonesia.