Orang yang Tidak Puasa Bolehkah Ikut Lebaran? Ini Penjelasannya

Suhardiman Suara.Com
Rabu, 12 Maret 2025 | 17:33 WIB
Orang yang Tidak Puasa Bolehkah Ikut Lebaran? Ini Penjelasannya
ilustrasi beribadah - Orang yang Tidak Puasa Boleh Ikut Lebaran? [Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Puasa Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri memiliki keterkaitan erat dalam agama Islam.

Puasa Ramadan adalah ibadah wajib selama sebulan penuh.

Sedangkan Lebaran Idul Fitri dirayakan sebagai hari kemenangan setelah berhasil menahan hawa nafsu selama Ramadan.

Mereka yang berhak merayakan Lebaran adalah mereka yang menyucikan diri dengan puasa yang benar, bertaubat, dan memperbanyak membaca Al-Qur'an.

Lantas apakah boleh orang yang tidak berpuasa ikut Lebaran? Berikut penjelasannya.

Idul Fitri secara spiritual dimaknai sebagai hari kemenangan bagi yang berpuasa Ramadan karena dosanya diampuni.

Namun secara syariat, semua Muslim boleh ikut merayakan Lebaran meski tidak berpuasa, dengan beberapa ketentuan:

Ilustrasi Lebaran - Orang yang Tidak Puasa Boleh Ikut Lebaran? [freepik]
Ilustrasi Lebaran - Orang yang Tidak Puasa Boleh Ikut Lebaran? [freepik]

1. Kategori yang Diizinkan Tidak Puasa

- Orang sakit, musafir, lansia, ibu hamil/menyusui, dan wanita haid/nifas tetap berhak merayakan Idul Fitri.

- Meski tidak berpuasa, mereka wajib mengganti puasa di hari lain (qadha) atau membayar fidiyah sesuai kondisi.

2. Sengaja Meninggalkan Puasa

- Tetap boleh Salat Idul Fitri dan bersilaturahmi.

- Namun dianggap belum mendapatkan hakikat Idul Fitri seutuhnya karena tidak melalui proses pensucian diri lewat puasa.

- Berkewajiban mengqadha puasa yang ditinggalkan dan bertaubat.

3. Hukum Merayakan Saat Tidak Puasa

- Tidak ada larangan syariat untuk ikut shalat Id atau tradisi lebaran.

- Ulama menekankan pentingnya konsistensi - jika meyakini 1 Syawal, haram melanjutkan puasa.

- Perayaan tetap sah meski spiritualnya kurang sempurna bagi yang tidak berpuasa tanpa uzur.

Intinya, Idul Fitri bersifat universal sebagai hari raya umat Islam, namun nilai pensucian diri hanya diraih oleh yang berpuasa dengan ikhlas.

Yang tidak berpuasa dianjurkan segera mengqadha dan memperbaiki diri.

Niat Salat Idul Fitri

Berikut niat salat Idul Fitri berdasarkan peran dan kondisi jamaah:

Niat Sebagai Imam

أُصَلِّي سُنَّةً لِعِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan li 'Īdil Fiṭri rak'atayni mustaqbilal qiblati imāman lillāhi ta'ālā

Artinya: "Aku niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta'ala."

Niat Sebagai Makmum

أُصَلِّي سُنَّةً لِعِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُومًا لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan li 'Īdil Fiṭri rak'atayni mustaqbilal qiblati ma'mūman lillāhi ta'ālā

Artinya: "Aku niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta'ala."

Niat Salat Sendirian

أُصَلِّي سُنَّةً لِعِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan li 'Īdil Fiṭri rak'atayni mustaqbilal qiblati adā'an lillāhi ta'ālā

Artinya: "Aku niat sholat sunnah Idul Fitri dua rakaat menghadap kiblat, tunai karena Allah Ta'ala."

Tata Cara Salat Idul Fitri

Salat Idul Fitri terdiri dari dua rakaat dengan tambahan takbir-takbir tertentu. Berikut langkah-langkahnya:

1. Rakaat Pertama

- Niat: Berniat dalam hati untuk melaksanakan salat Idulfitri.

Contoh niat: "Usholli sunnatan li ‘idil fitri rak‘ataini(imaman/makmuman) lillahi ta‘ala".

Artinya: "Aku berniat salat sunnah Idulfitri dua rakaat (sebagai imam/makmum) karena Allah Ta’ala".

- Takbiratul Ihram: Mengucapkan "Allahu Akbar" sambil mengangkat tangan untuk memulai salat.

- Takbir Zawaid (Tambahan): Setelah takbiratul ihram, dilanjutkan dengan 7 kali takbir (termasuk takbiratul ihram dihitung satu).

Setiap takbir diucapkan "Allahu Akbar" sambil mengangkat tangan, lalu jeda sejenak untuk membaca doa atau dzikir (misalnya "Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar").

- Membaca Al-Fatihah: Setelah takbir tambahan selesai, imam membaca Surat Al-Fatihah diikuti surat pendek (disunnahkan Surat Al-A’la atau surat lain).

- Rukuk, I’tidal, Sujud: Melanjutkan gerakan salat seperti biasa hingga berdiri untuk rakaat kedua.

2. Rakaat Kedua

- Takbir untuk Berdiri: Berdiri sambil mengucapkan "Allahu Akbar".

- Takbir Zawaid: Dilakukan 5 kali takbir (di luar takbir saat berdiri). Setiap takbir diucapkan "Allahu Akbar" sambil mengangkat tangan, dengan jeda untuk dzikir seperti pada rakaat pertama.

- Membaca Al-Fatihah: Dilanjutkan dengan bacaan Surat Al-Fatihah dan surat pendek (disunnahkan Surat Al-Ghasyiyah atau surat lain).

- Rukuk, I’tidal, Sujud: Melanjutkan gerakan salat hingga duduk tasyahud akhir.

- Tasyahud dan Salam: Membaca tasyahud akhir, shalawat, lalu salam ke kanan dan kiri seperti salat biasa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI