"Dia Komando Pasukan Khusus, bukan tugasnya buka tutup pintu seharusnya buka tutup pertempuran bukan buka tutup pintu dan juga bukan pegang-pegang map," tegas Selamat Ginting.
Menurutnya, tentara diciptakan untuk memimpin pertempuran, untuk tugas perang bukan tugas-tugas pegang map atau buka tutup pintu.
![Letkol Teddy Indra Wijaya. [Instagram @tedsky_89]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/12/94735-letkol-teddy-indra-wijaya.jpg)
Selamat lalu mencontohkan sikap Panglima ABRI Jenderal (Purn) Leonardus Benyamin Moerdani alias Benny Moerdani yang pernah menolak tawaran Presiden Sukarno menjadi Cakrabirawa, pasukan pengawal presiden.
Benny yang merupakan pasukan Kopassus, kata Selamat Ginting, lebih memilih mendapat tugas yang lebih berat dari sekadar mengawal presiden yang hanya terlihat gagah di Istana.
Ada juga Bambang Wijonarko, ajudan Presiden Sukarno yang kata Ginting menolak dinaikkan pangkatnya menjadi brigjen oleh presiden karena belum menempuh pendidikan sesko.
"Ini orang-orang hebat, seharusnya Teddy mengikuti itu, dia belum memenuhi syarat semuanya (untuk naik menjadi letkol)," papar Ginting.
Menurutnya, Teddy adalah lulusan Akmil 2011, untuk jadi letkol butuh waktu 18 tahun dengan catatan sudah lulus pendidikan Diklapa 1, Diklapa 2 hingga Seskoad.
"Kalau belum seskoad, harus menempuh waktu 20 tahun untuk jadi letkol. Dia itu tanpa Diklapa 2. Berarti waktunya mundur lagi. Dalam Peraturan Panglima TNI di tahun 2022, itu lebih panjang lagi. Jadi seharusnya Teddy baru akan menjadi letkol harus 23 tahun lagi. Jadi dia baru tahun 2034 memenuhi syarat menjadi letkol," ujarnya.
Baca Juga: Segini Gabungan Gaji Mayor Teddy sebagai Seskab dan Letkol TNI