Israel Hentikan Bantuan ke Gaza, Warga Alami Krisis Pangan dan Air Bersih

Bella Suara.Com
Senin, 10 Maret 2025 | 23:19 WIB
Israel Hentikan Bantuan ke Gaza, Warga Alami Krisis Pangan dan Air Bersih
Kondisi Gaza, Palestina. /ANTARA/Anadolu/py
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Pemerintah daerah mungkin terpaksa membuang air limbah ke laut, yang dapat menimbulkan risiko lingkungan dan kesehatan yang melampaui batas wilayah Gaza," katanya.

Selain itu, kelangkaan bahan bakar membuat generator siaga di pabrik desalinasi dan pengolahan limbah tidak dapat beroperasi secara optimal.

Bantuan Kemanusiaan Semakin Terbatas Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) menyatakan bahwa pasokan bantuan yang dikelola oleh Bulan Sabit Merah Palestina semakin menipis.

"Jika ada bahan pokok seperti telur dan ayam, harganya sangat tinggi dan tidak terjangkau oleh sebagian besar warga Gaza," kata juru bicara IFRC, Tommaso Della Longa.

Selain kelangkaan pangan, pasokan medis yang terbatas juga mengancam layanan kesehatan.

"Kekurangan obat-obatan bisa berdampak pada pasien di klinik kesehatan keliling, layanan ambulans, dan rumah sakit lapangan," tambahnya.

Upaya Menyelamatkan Gencatan Senjata Gencatan senjata yang berlaku sejak 19 Januari 2025 semakin rapuh. Hamas telah menukar 33 sandera Israel dan lima warga Thailand dengan sekitar 2.000 tahanan Palestina dalam tahap awal perundingan.

Namun, negosiasi tahap kedua mengenai pembebasan sandera yang tersisa serta masa depan Gaza pascaperang masih mengalami kebuntuan.

Para mediator dari Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat berusaha menyelamatkan perundingan dan mengadakan diskusi dengan Hamas. Negosiator Israel dijadwalkan bertemu di Doha pada Senin untuk membahas kelanjutan gencatan senjata.

Baca Juga: Tarif Beijing atas Barang Pertanian AS Mulai Berlaku sebagai Respons Terhadap Kebijakan Trump

Juru bicara Hamas, Abdel-Latif al-Qanoua, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen pada perjanjian tahap awal dan meminta para mediator untuk menekan Israel agar segera memulai negosiasi lanjutan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI