Suara.com - Warga Israel kembali menggelar demonstrasi di Tel Aviv untuk menentang kebijakan perang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang berubah menjadi kekerasan setelah bentrokan terjadi dengan polisi yang berusaha membubarkan massa.
Demonstrasi tersebut digelar pada Sabtu malam. Para pengunjuk rasa, termasuk anggota keluarga tahanan yang masih ditahan di Gaza, menuntut Netanyahu untuk sepenuhnya melaksanakan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas agar para tahanan dibebaskan.
Pasukan polisi, yang turun tangan untuk membubarkan unjuk rasa, bentrok dengan beberapa demonstran dan melakukan penangkapan, demikian dilaporkan Channel 12 Israel.
![Hari Ini FIFA Bakal Kartu Merah Israel? Jibril: Jika Tidak Sekarang, Kapan Lagi [Tangkap layar X]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/10/03/33727-kartu-merah-israel.jpg)
Para pengunjuk rasa menyatakan kekhawatiran atas nyawa para tahanan di tengah sinyal dari kabinet Netanyahu bahwa perang dapat kembali terjadi di Gaza setelah fase pertama gencatan senjata berakhir pada 1 Maret tanpa rezim tersebut mengadakan pembicaraan mengenai fase kedua.
Para pengunjuk rasa mengkritik Netanyahu karena menolak melanjutkan kesepakatan gencatan senjata, menuduhnya mengubah nasib para tahanan menjadi permainan catur untuk melayani kepentingannya sendiri.

Mereka juga mendesak Presiden AS Donald Trump untuk tidak membiarkan Netanyahu membuka jalan bagi kematian para tahanan di Gaza, dan menekankan bahwa konflik yang baru tidak akan berujung pada pembebasan mereka.
Hamas mengatakan pihaknya hanya akan membebaskan tahanan yang tersisa jika Israel mengakhiri perang.