Suara.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, merasa dirinya sedang menempuh ujian gelar doktor usai dicecar berbagai pertanyaan saat ceramah di Masjid Salman ITB, Bandung.
Ada tiga jemaah dari sivitas akademika ITB yang melayangkan pertanyaan kepada Anies.
"Rasanya kayak lagi ujian doktor nih," kata Anies, Sabtu (8/3/2025).
Para jemaah di lokasi sontak tertawa mendengar respons Anies. Mantan Capres 2024 itu kemudian berseloroh bahwa dirinya mengikuti ujian gelar doktor dengan benar.
"Saya ujiannya bener lho waktu itu," ucap Anies diiringi tepuk tangan.
![Ketum Partai Golkar Bahlil Lahadalia. [Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/07/44426-ketum-partai-golkar-bahlil-lahadalia.jpg)
Anies pun terdiam sejenak, tiba-tiba ada suara yang tak jelas menimpali. Dengan spontan Anies menjawab tidak menggunakan jasa joki ketika ujian untuk mendapat gelar doktor.
"Enggak, enggak pakai joki kita pak," ujar Anies sambil tersenyum.
Adapun Anies menjawab salah satu pertanyaan tentang Indonesia kini membutuhkan orang-orang yang amanah. Anies menilai pemegang kewenangan tidak pantas mencari untung dari jabatannya.
"Orang yang berada di dalam pemegang kewenangan, tidak memandang kewenangan sebagai usaha mencari keuntungan," kata Anies.
![Anies Baswedan saat memberikan ceramah di Masjid Kampus UGM di momen Ramadan. [Instagram/Masjid Kampus UGM]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/07/73270-anies-baswedan-saat-memberikan-ceramah-di-masjid-kampus-ugm-di-momen-ramadan.jpg)
"Kalau jadi wali kota, ini bukan tempat mencari keuntungan sebagai wali kota, jadi gubernur gitu, apalagi presiden," imbuh Anies.
Dia menambahkan, belakangan ini jabatan yang diemban justru dijadikan lahan untuk mendapatkan keuntungan.
"Seringkali sekarang ini pemegang kewenangan dijadikan sebagai kesempatan untuk meningkatkan kemakmuran karena itu kalau terjadi demosi diganti dianggap malapetaka," tutur Anies.
Sempat Tuai Polemik
Sebagai informasi, gelar doktor Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjadi polemik karena diduga melakukan plagiarisme. Terbaru, Universitas Indonesia (UI) meminta disetasi Bahlil direvisi.
Rektor UI Heri Hermansyah menyatakan keputusan itu diambil usai empat organ UI menggelar rapat pada 4 Maret 2025 lalu dengan mempertimbangkan laporan Senat, Dewan Guru Besar, hingga Badan Penjaminan Mutu Akademik UI.
"Memutuskan untuk melakukan pembinaan kepada promotor, kopromotor, direktur, kaprodi,dan mahasiswa terkait sesuai tingkat pelanggaran, proporsional," ujar Heri dalam konferensi pers di kampus UI Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (7/2/2025) siang.
Menanggapi hal itu, Bahlil mengaku akan mengikuti keputusan UI.
"Yang saya tahu apa pun yang diputuskan, saya kan mahasiswa, apa pun yang diputuskan oleh UI, saya akan ikut," ucap Bahlil di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (7/3/2025).
"Yang saya tahu memang perbaikan, ya kita perbaiki, karena memang saya belum mengajukan perbaikan," lanjut Bahlil.