Netanyahu Tolak Gencatan Senjata, Houthi Siap Lancarkan Serangan Balasan di Laut Merah!

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Sabtu, 08 Maret 2025 | 15:02 WIB
Netanyahu Tolak Gencatan Senjata, Houthi Siap Lancarkan Serangan Balasan di Laut Merah!
Siapa itu Houthi Yaman? (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, memberikan Israel tenggat waktu selama empat hari pada Jumat untuk mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, jika tidak, pihaknya akan melanjutkan operasi angkatan laut melawan Israel.

Al-Houthi menuduh Israel melanggar komitmennya terkait kesepakatan gencatan senjata dalam pidato yang disiarkan oleh TV Al-Masirah, yang dikelola Houthi.

Ia menyatakan bahwa Israel "berusaha kembali pada kebijakan genosida melalui kelaparan di Gaza" dan menekankan bahwa tindakan tersebut "tidak dapat diterima."

Hari Ini FIFA Bakal Kartu Merah Israel? Jibril: Jika Tidak Sekarang, Kapan Lagi [Tangkap layar X]
Hari Ini FIFA Bakal Kartu Merah Israel? Jibril: Jika Tidak Sekarang, Kapan Lagi [Tangkap layar X]

"Kami memberikan tenggat waktu empat hari bagi para mediator gencatan senjata," ujar pemimpin Houthi tersebut. "Setelah itu, kami akan melanjutkan operasi angkatan laut kami melawan musuh Israel, jika mereka terus mencegah bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza dan menutup penyeberangan secara total."

Sejak November 2023, Houthi di Yaman telah meluncurkan serangan rudal dan drone ke target-target Israel serta kapal-kapal kargo yang terkait dengan Israel di Laut Merah sebagai bentuk "solidaritas terhadap Gaza."

Pada hari Minggu, Israel menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza setelah Benjamin Netanyahu menolak untuk memulai negosiasi tahap kedua dari kesepakatan gencatan senjata tiga tahap antara Tel Aviv dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Serangan brutal Israel di Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 48.400 orang dan melukai 111.800 lainnya serta menghancurkan wilayah kantong tersebut, yang dihentikan sementara berdasarkan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang berlaku pada 19 Januari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI