Suara.com - Rusia melancarkan serangan rudal dan pesawat nirawak "besar-besaran" terhadap fasilitas energi Ukraina pada hari Jumat, sementara Presiden Volodymyr Zelensky kembali menyerukan penghentian bersama serangan udara terhadap infrastruktur penting.
Seruan Zelensky untuk menghentikan pemboman udara terhadap fasilitas energi dibangun di atas retorika yang berkembang dari Kyiv, Washington, dan Moskow untuk menghentikan perang, yang kini telah berlangsung selama empat tahun.
Pemimpin Ukraina mengatakan langkah pertama untuk membangun perdamaian sejati adalah menghentikan serangan udara dan laut Rusia dan Ukraina.
"Ukraina siap menempuh jalan damai, dan Ukraina-lah yang menginginkan perdamaian sejak detik pertama perang ini. Tugasnya adalah memaksa Rusia untuk menghentikan perang," tulisnya dalam sebuah posting di media sosial.

Angkatan udara Ukraina mengatakan Rusia telah meluncurkan sedikitnya 58 rudal dan hampir 200 pesawat nirawak, yang merusak fasilitas energi di seluruh negeri dari Kharkiv di timur hingga Ternopil di barat.
Petugas pemadam kebakaran berjuang memadamkan api di jalan-jalan yang dipenuhi puing-puing di wilayah Kharkiv, menurut gambar yang dirilis oleh layanan darurat.
Kremlin menanggapi seruan sebelumnya oleh Zelensky untuk menghentikan serangan udara dengan mengesampingkan gencatan senjata sementara di Ukraina.
Sekutu Zelensky di luar negeri telah menyuarakan dukungan untuk usulan gencatan senjatanya dan pada hari Jumat pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan, yang baru-baru ini menjamu pemimpin Ukraina, juga memberikan dukungannya.
"Kami mendukung gagasan untuk menetapkan gencatan senjata sesegera mungkin dan menghentikan serangan di udara dan di laut sebagai langkah membangun kepercayaan antara kedua belah pihak," kata Erdogan dalam pertemuan daring.
Kementerian pertahanan Rusia mengonfirmasi pada hari Jumat bahwa mereka telah melakukan serangan "presisi" terhadap fasilitas energi, dengan mengklaim bahwa fasilitas tersebut mendukung militer Ukraina.