Suara.com - Setara Institute meminta pihak TNI AD memberikan penjelasan tentang kenaikan pangkat Mayor menjadi Letkol yang diterima oleh Teddy Indra Wijaya. Meski kenaikan pangkat TNI hal biasa, namun dalam promosi jabatan Teddy dinilai penting.
Menurut Setara, penjelasan soal kenaikan pangkat Teddy dinilai penting untuk dijelaskan ke publik, mengingat posisinya kini sebagai Sekretaris Kabinet pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
"Penjelasan ini sangat diperlukan bukan hanya sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi tata kelola di TNI, tetapi juga untuk memastikan bahwa kenaikan pangkat ini tidak diwarnai unsur politik dan kekuasaannya. Mengingat Teddy Indra Wijaya ini tengah berada di jabatan sipil, bukan dinas kemiliteran," kata peneliti Setara Institute Ikhsan Yosarie kepada Suara.com, Jumat (7/3/2025).
Posisi Teddy yang dekat dengan kekuasaan, menurut Ikhsan, tak mengherankan jika publik menaruh curiga adanya potensi politik dari proses naik jabatan tersebut.
"Keterbukaan TNI atas kenaikan jabatan ini juga perlu dilakukan guna meminimalisir potensi kecemburuan di tengah para perwira menengah (Pamen) TNI. Sebab kenaikan pangkat yang dipermudah karena dekat dengan kekuasaan, tentu akan berdampak negatif terhadap Pamen lain yang selama ini lebih akrab dengan medan lapangan atau hal-hal berbasis kemiliteran lainnya," tutur Ikhsan.
Dia menekankan bahwa dalam proses kenaikan pangkat, TNI harus memastikan adanya nilai-nilai merit sistem di dalamnya. Hal itu yang sebenarnya dipertanyakan oleh publik terkait proses kenaikan pangkat Teddy.
Ikhsan juga membenarkan kalau kenaikan pangkan dalam jajaran TNI memang termasuk urusan internal. Namun, mengingat Teddy saat ini juga punya jabatan publik dalam pemerintahan.
Sehingga, dia khawatir para perwira muda saat ini lebih condong untuk mengejar kedekatan dengan kekuasaan agar bisa cepat naik pangkat.
"Bisa saja ke depannya perwira menengah yang masih-masih muda juga ingin masuk kekuasaan agar cepat naik pangkat, ketimbang naik pangkat dengan hal-hal yang berbasis kemiliteran," pungkasnya.