Tarif Tinggi Trump Hambat Investasi Jepang di AS, PM Ishiba Ungkap Kekhawatiran

Bella Suara.Com
Kamis, 06 Maret 2025 | 13:13 WIB
Tarif Tinggi Trump Hambat Investasi Jepang di AS, PM Ishiba Ungkap Kekhawatiran
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba (X)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, pada Kamis (6/3) menyatakan bahwa tarif tinggi yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump berpotensi menghambat investasi perusahaan Jepang di Amerika Serikat.

"Perusahaan-perusahaan Jepang perlu menghasilkan dana untuk investasi di AS, jadi tarif yang tinggi akan mempersulit investasi di AS," kata Ishiba saat berbicara di hadapan parlemen Jepang.

Pernyataan tersebut mencerminkan kekhawatiran luas di kalangan dunia usaha Jepang.

Sebuah survei Reuters bulan lalu mengungkapkan bahwa hampir 90 persen perusahaan Jepang memperkirakan kebijakan perdagangan Trump akan berdampak negatif terhadap bisnis mereka.

Baca Juga: Sinopsis Bullet Train Explosion, Film Terbaru Tsuyoshi Kusanagi di Netflix

Ishiba juga menekankan pentingnya memperjelas bahwa investasi Jepang di AS tidak hanya menguntungkan kepentingan ekonomi Jepang tetapi juga berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja serta pertumbuhan ekonomi AS.

Hal ini sebelumnya telah dibahas dalam pertemuan puncak antara Ishiba dan Trump bulan lalu.

Sebagai langkah konkret untuk mengatasi ketegangan dagang ini, Ishiba mengungkapkan bahwa Menteri Industri Jepang, Yoji Muto, akan segera dikirim ke Amerika Serikat untuk mengadakan perundingan dengan pejabat pemerintahan Trump.

Langkah ini diharapkan dapat meredakan kekhawatiran dan memastikan bahwa investasi Jepang tetap dapat berjalan di tengah kebijakan tarif yang ketat.

Dinamika perdagangan antara kedua negara terus menjadi perhatian utama bagi pelaku bisnis dan investor, dengan harapan adanya solusi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Baca Juga: AS Hentikan Berbagi Intelijen dengan Kyiv, Militer Ukraina Berpotensi Terhambat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI