Suara.com - Tim Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) pada Kejaksaan Agung (Kejagung) memeriksa delapan orang saksi terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero), Sub Holding dan KKKS periode 2018-2023.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar mengatakan, kedepalan saksi ini diperiksa guna meminta keterangan untuk Yoki Firnandi alias YF selaku Dirut PT Pertamina Internasional Shipping yang saat ini telah menjadi tersangka.
“Delapan orang saksi tersebut diperiksa terkait dengan perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Sub Holding dan Kontraktor Kontrak Kerjasama tahun 2018-2023 atas nama tersangka YF,” kata Harli, dalam keterangannya, Rabu (5/3/2025).
Adapun kedelapan saksi yang diperiksa sebagai saksi dalam perkara ini yakni MP selaku Direktur Pembinaan Usaha Hilir pada Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Kemudian ARH selaku Sub Koordinator Harga Bahan Bakar Minyak pada Ditjen Migas Kementerian ESDM, DM selaku Kepala Divisi Akuntansi SKK Migas, dan CMS selaku Koordinator Subsidi Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi pada Ditjen Migas Kementerian ESDM.
Selanjutnya AA selaku Manager QMS PT Pertamina (Persero), ESJ selaku Staf Analyst Planning PT Pertamina Hulu Rokan, ES selaku VP Procurement and Contracting PT Pertamina Hulu Rokan WK Rokan.
Kejagung juga ikut memeriksa sorang influencer otomotif Fitra Eri alias FEP. Ia diperiksa sesuai dengan kapasititasnya di dalam dunia otomotif.
“FEP selaku influencer otomotif,“ kata Harli.
Diketahui, Kejaksaan Agung menjerat 9 orang tersangka dalam dugaan korupsi tata kelola Pertamina.
Dalam praktiknya, para petinggi Pertamina yang terjerat dalam kasus ini melakukan impor meski ketersediaan minyak mentah di Indonesia tersedia.