AS dan Ukraina Bakal Tandatangani Kesepakatan Mineral, Emang Udah Baikan?

Bella Suara.Com
Rabu, 05 Maret 2025 | 09:07 WIB
AS dan Ukraina Bakal Tandatangani Kesepakatan Mineral, Emang Udah Baikan?
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy saat terlibat cekcok dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Ruang Oval. (tangkapan layar/x)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Ukraina berencana menandatangani kesepakatan mineral yang sebelumnya gagal. Trump dikabarkan telah memberi tahu para penasihatnya bahwa ia ingin mengumumkan kesepakatan tersebut dalam pidatonya di hadapan Kongres pada Selasa malam. 

Ketika ditanya mengenai kesepakatan mineral ini, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kepada Fox News bahwa "tidak ada penandatanganan yang direncanakan," menurut laporan seorang jurnalis Fox di platform X. Hingga saat ini, Gedung Putih belum memberikan tanggapan resmi terkait permasalahan ini.

Pihak pemerintah Ukraina di Kyiv dan Kedutaan Besar Ukraina di Washington juga belum memberikan komentar terkait tertundanya kesepakatan ini.

Kesepakatan tersebut terhambat setelah pertemuan Oval Office antara Trump dan Zelenskyy berlangsung penuh ketegangan. Presiden Ukraina itu awalnya datang ke Washington untuk menandatangani kesepakatan, tetapi pertemuan tersebut berakhir dengan dirinya meninggalkan Gedung Putih lebih awal dari yang direncanakan.

Baca Juga: Zelenskyy Ingin Perbaiki Hubungan dengan Trump, Siap Berunding untuk Perdamaian Ukraina

Dalam pertemuan tersebut, Trump dan Wakil Presiden JD Vance disebut memarahi Zelenskyy, menegaskan bahwa ia seharusnya lebih berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan AS daripada meminta tambahan bantuan di hadapan media.

"Anda sedang berjudi dengan Perang Dunia Ketiga," ujar Trump dalam pertemuan itu.

Meski pertemuan Oval Office berlangsung buruk, pejabat AS tetap menjalin komunikasi dengan pejabat di Kyiv dalam beberapa hari terakhir untuk menyelamatkan kesepakatan mineral ini. Mereka bahkan meminta para penasihat Zelenskyy untuk membujuk presiden Ukraina agar meminta maaf secara terbuka kepada Trump.

Pada Selasa, Zelenskyy mengunggah pernyataan di X bahwa Ukraina tetap siap untuk menandatangani kesepakatan dan menyebut pertemuan Oval Office sebagai sesuatu yang "disesalkan."

"Pertemuan kami di Washington, di Gedung Putih pada hari Jumat, tidak berjalan seperti yang direncanakan," tulis Zelenskyy. 

Baca Juga: Trump Hentikan Bantuan Militer ke Ukraina, Imbas Perdebatan Sengit dengan Zelenskyy di Ruang Oval

"Ukraina siap untuk kembali ke meja perundingan sesegera mungkin guna membawa perdamaian yang lebih dekat." lanjutnya.

Tidak jelas apakah isi kesepakatan telah berubah. Sebelumnya, perjanjian tersebut tidak mencantumkan jaminan keamanan eksplisit bagi Ukraina, tetapi memberikan akses bagi AS terhadap pendapatan sumber daya alam Ukraina. Kesepakatan itu juga menetapkan bahwa 50% dari hasil monetisasi sumber daya alam Ukraina akan dialokasikan ke dalam dana investasi rekonstruksi yang dikelola bersama oleh AS dan Ukraina.

Pada Senin, Trump mengindikasikan bahwa ia tetap terbuka untuk melanjutkan kesepakatan tersebut, dengan mengatakan kepada wartawan bahwa Ukraina harus lebih menghargai.

"Negara ini telah mendukung mereka dalam suka dan duka," ujar Trump. 

"Kita telah memberi mereka lebih banyak dibandingkan negara-negara Eropa, padahal seharusnya Eropa yang memberikan lebih banyak dari kita." katanya.

Sementara itu, Prancis, Inggris, dan beberapa negara Eropa lainnya dikabarkan siap mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina jika terjadi gencatan senjata, tetapi mereka menginginkan dukungan dari AS sebagai "backstop." Namun, Moskow telah menolak proposal pengerahan pasukan penjaga perdamaian ini.

Daniel Fried, mantan pejabat senior Gedung Putih dan mantan duta besar untuk Polandia, menilai bahwa kesepakatan mineral ini memang mengalami proses yang sulit. Namun, jika berhasil, hal ini akan menjadi dua kemenangan besar bagi Trump—yakni pernyataan penyesalan dari Zelenskyy dan kesepakatan Inggris serta Prancis untuk berperan lebih aktif dalam keamanan Ukraina.

"Trump bisa dan seharusnya mengambil kemenangan ini. Ia bisa mengatakan bahwa ia telah berhasil membuat Eropa lebih berani dalam menangani isu keamanan mereka sendiri, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Fried, yang kini menjadi anggota Atlantic Council.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI