Suara.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan kesiapannya untuk “memperbaiki keadaan” dengan Presiden AS Donald Trump serta bekerja di bawah kepemimpinan kuat AS guna mengamankan perdamaian abadi di Ukraina.
Pernyataan ini disampaikan setelah Trump secara tiba-tiba menghentikan bantuan militer AS untuk Ukraina pada Senin (4/3) malam.
"Ukraina siap duduk di meja perundingan sesegera mungkin untuk mendekatkan perdamaian yang abadi. Tidak ada yang lebih menginginkan perdamaian selain rakyat Ukraina. Saya dan tim saya siap bekerja di bawah kepemimpinan kuat Presiden Trump untuk mencapai perdamaian yang bertahan lama," tulis Zelenskyy dalam unggahan di X (Twitter) pada Selasa (5/3).
Sebagai langkah awal untuk mencapai kesepakatan damai, Zelenskyy mengusulkan gencatan senjata di udara dan laut.
Baca Juga: Trump Hentikan Bantuan Militer ke Ukraina, Imbas Perdebatan Sengit dengan Zelenskyy di Ruang Oval
"Ukraina siap menyetujui gencatan senjata di langit, larangan penggunaan rudal, drone jarak jauh, serta bom terhadap infrastruktur energi dan sipil, serta gencatan senjata di laut segera, jika Rusia melakukan hal yang sama," ujarnya.
Hubungan Zelenskyy dan Trump mengalami ketegangan serius setelah pertemuan Oval Office di Gedung Putih pada Jumat (1/3).
Dalam pertemuan tersebut, Trump menyebut Zelenskyy sebagai "diktator", sementara Zelenskyy menuduh Trump termakan disinformasi Rusia. Wakil Presiden AS JD Vance juga menuduh Zelenskyy memiliki "rasa berhak" atas bantuan AS.
Dalam unggahannya, Zelenskyy mengakui pertemuan tersebut tidak berjalan seperti yang diharapkan.
"Pertemuan kami di Gedung Putih pada hari Jumat tidak berjalan seperti seharusnya. Ini sangat disayangkan. Sudah waktunya untuk memperbaiki keadaan. Kami berharap kerja sama dan komunikasi di masa depan bisa lebih konstruktif," katanya.
Baca Juga: Viral Video Trump "Pincang" Saat Main Golf, Picu Spekulasi Kesehatan Memburuk
Dalam upayanya untuk membangun kembali hubungan dengan Washington, Zelenskyy menyatakan Ukraina siap menandatangani kesepakatan yang memberikan AS akses khusus terhadap sumber daya alam dan mineral Ukraina.
"Kami siap menandatangani perjanjian ini kapan saja dan dalam format yang paling nyaman," ujarnya.
Kesepakatan ini seharusnya ditandatangani di Washington pekan lalu, tetapi batal setelah Zelenskyy dikeluarkan dari Gedung Putih akibat ketegangan dengan Trump.