Suara.com - Menteri Agama Nasaruddin Umar, menyampaikan jika pihaknya masih terus mengupayakan agar kuota pendamping haji Indonesia ditambah oleh pemerintah Arab Saudi untuk pelaksanaan Ibadah Haji 2025.
Itu dilakukan untuk menjaga para jemaah haji lansia dengan resiko tinggi yang jumlahnya banyak dari Indonesia.
Nasaruddin mengatakan hal tersebut dalam Rapat dengan Komisi VIII DPR RI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/3/2025).
"Estimasi 1000-1500 dari jemaah lansia, resiko tinggi dan difabel itu beserta dengan pendamping. Nah inilah yang kami betul-betul kami juga perjuangkan ke pemerintah Saudi Arabia agar pendamping haji ini jangan hanya sekitar 2.000 seperti yang menjadi ketentuan internasionalnya," kata Nasaruddin.
Baca Juga: Selama 2 Pekan Pelunasan Biaya Haji, 62 Persen Jemaah Sudah Melunasi
Ia menyampaikan, permintaan ditambahnya kuota itu dilakukan dengan alasan yang kuat.
"Kami memberikan alasan yang sangat masuk akal bahkan juga menteri hajinya dan juga menteri kesehatan nya kemarin juga kami yakinkan bahwa betapa perlunya kami mendapatkan tambahan pendamping ini," ujarnya.
"Kan yang tahu bahasa jamaah haji kami adalah orang kami sendiri, tidak mungkin bahasa arab mereka itu," sambungnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, banyaknya pendamping haji dari Indonesia justru akan memudahkan pemerintah Arab Saudi.
"Jadi saya yakinkan betul bahwa sesungguhnya penambahan kuota tambahan untuk pendamping haji ini itu akan meringankan beban aparat dan pemerintahan Saudi Arabia sendiri," tambah dia.
Baca Juga: Muhammadiyah Ingatkan BPKH Kelola Dana Haji Secara Berkeadilan