Suara.com - Seorang bocah hanyut terbawa arus saat hendak dievakuasi menggunakan perahu karet di Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (4/3/2025).
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Yohan mengatakan, korban hanyut bernama Amar, berusia 7 tahun.
Peristiwa ini bermula ketika Tim SAR melakukan evakuasi terhadap Amar, dan dua warga lainnya.
Yohan mengatakan saat melakukan evakuasi ada 4 orang petugas. Namun nahas arus air yang deras membuat perahu terbalik.
Baca Juga: Banjir Bikin Distribusi Pangan saat Ramadan Tersendat, Ini Kata Mendag
“Tim SAR sudah berhasil mengevakuasi dari dalam rumah ke perahu. Dalam perjalanan menuju tempat evakuasi, perahu terbalik akibat arus deras,” kata Yohan, saat dikonfirmasi awak media, Selasa.
Saat ini, dua orang warga yang ikut terbalik telah dapat dievakuasi. Namun hingga berita ini dimuat, Amar belum ditemukan.
Petugas masih berupaya melakukan pencarian terhadap Amar, meski demikian arus air di lokasi masih cukup deras.
“Sampai dengan saat ini korban belum di temukan kembali,” pungkasnya.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan banjir yang hari ini merendam sejumlah kawasan di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi dengan ketinggian 1-4 meter adalah banjir kiriman dari Bogor, Jawa Barat. Terlebih wilayah Jabodetabek sempat diguyur hujan intensitas sangat deras.
Baca Juga: Banjir Jadi Wahana Hiburan Dadakan Bocah Jakarta: Enakan Berenang di Sini, Gratis
"Jakarta dan sekitarnya rata-rata banjir air kiriman dari Puncak, Bogor yang semuanya ini dialirkan dalam DAS Ciliwung," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, hujan deras yang mengguyur Kota Bogor pada Minggu (2/3) malam tergolong ekstrem karena berdasarkan data hasil monitoring tim meteorologi BMKG ketebalan intensitas hujannya lebih dari 110 mm per hari.
BMKG menilai curah hujan ekstrem tersebut memungkinkan air DAS Ciliwung meluap menjadi banjir bandang yang melanda sejumlah kecamatan di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor, hingga terbawa ke hilir sungai di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tanggerang.
Adapun untuk banjir di Kota Bekasi yang dilaporkan muka air tertingginya 4 meter, katanya, terjadi karena pada saat bersamaan daerah itu menerima air kiriman hulu DAS Ciliwung dan ditambah adanya hujan deras dengan intensitas 165-208 mm per hari di beberapa lokasi.
"Hari ini di Sumur Batu Bekasi hampir 208 mm per hari. Ini terjadi dipengaruhi pertumbuhan awan konvektif yang cukup signifikan pada skala meso - sirkulasi siklonik yang mengakibatkan perlambatan angin dan seterusnya," katanya.

Dia menambahkan, banjir Jakarta dan daerah sekitarnya ini masih relatif rendah jika dibandingkan dengan banjir yang terjadi pada tahun 2020, di mana saat itu BMKG mencatat curah hujan lokal di Jakarta sangat ekstrem dengan ketebalan 377 mm per hari.
Meski demikian BMKG sedang berkoordinasi dengan lembaga terkait guna membahas kebutuhan operasi modifikasi cuaca, sebagai upaya mengendalikan potensi hujan dan mendukung percepatan pemulihan dampak bencana.
"Periode 4-11 Maret 2025, hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi. Di Pulau Jawa bagian barat," kata dia, seraya meminta masyarakat untuk selalu memantau informasi kondisi cuaca secara berkala untuk mengantisipasi dampak dari dinamika atmosfer yang terus berkembang.