Basarnas Kerahkan Personel hingga Drone Tinjau Titik Banjir Bogor-Jakarta

Selasa, 04 Maret 2025 | 18:01 WIB
Basarnas Kerahkan Personel hingga Drone Tinjau Titik Banjir Bogor-Jakarta
Kepala Basarnas Marsekal Madya (Marsdya), Mohammad Syafi. (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Basarnas Marsekal Madya (Marsdya), Mohammad Syafi, mengerahkan personel hingga drone guna memantau bencana banjir yang terjadi imbas hujan deras yang melanda wilayah Jabodetabek.

"Sebenarnya yang sudah di lapangan sudah ada, ada yang namanya saya selaku KaBasarnas kemudian dilapangan ada KaKanSAR dan mereka sudah bekerja di lapangan," tutur Syafii di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (4/3/2025).

"Kita mengerahkan mulai dari unsur kita menggunakan drone, juga dengan unsur-unsur yang ada di darat," sambungnya.

Syafii menyampaikan Basarnas sudah melakukan peninjauan titik banjir dari mulai Bogor hingga Jakarta.

Baca Juga: Heboh! Mal di Bekasi Terendam Banjir, Pengunjung Panik Selamatkan Barang

"Kita dari kemarin mulai dari yang di Bogor kemudian Jakarta, kita sudah ada di beberapa titik," kata Syafii.

Kekinian proses evakuasi masih terus berjalan. Syafii berujar hingga Selasa siang total ada 9 titik.

Petugas mengevakuasi warga terdampak banjir di Jalan Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (4/3/2025). ANTARA/Siti Nurhaliza.
Petugas mengevakuasi warga terdampak banjir di Jalan Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (4/3/2025). ANTARA/Siti Nurhaliza.

"Kemudian siang ini juga ada di 9 titik yang sudah dilaksanakan evakuasi sesuai dengan call centre yang diminta. Jadi kita sebenarnya melakukan tugas sesuai dengan permintaan," kata Syafii.

Banjir Kiriman

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan banjir yang hari ini merendam sejumlah kawasan di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi dengan ketinggian 1-4 meter adalah banjir kiriman dari Bogor, Jawa Barat. Terlebih wilayah Jabodetabek sempat diguyur hujan intensitas sangat deras.

Baca Juga: Banjir Parah di Vila Nusa Indah Bogor, Ketinggian Air Capai 5 Meter

"Jakarta dan sekitarnya rata-rata banjir air kiriman dari Puncak, Bogor yang semuanya ini dialirkan dalam DAS Ciliwung," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, hujan deras yang mengguyur Kota Bogor pada Minggu (2/3) malam tergolong ekstrem karena berdasarkan data hasil monitoring tim meteorologi BMKG ketebalan intensitas hujannya lebih dari 110 mm per hari.

Foto udara banjir merendam perumahan Pondok Gede Permai, Jatirasa, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025). Menurut data BPBD Kota Bekasi terdapat 20 titik banjir di Bekasi akibat luapan sungai di Bekasi dengan ketinggian 20 - 300 cm. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/agr
Foto udara banjir merendam perumahan Pondok Gede Permai, Jatirasa, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025). Menurut data BPBD Kota Bekasi terdapat 20 titik banjir di Bekasi akibat luapan sungai di Bekasi dengan ketinggian 20 - 300 cm. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/agr

BMKG menilai curah hujan ekstrem tersebut memungkinkan air DAS Ciliwung meluap menjadi banjir bandang yang melanda sejumlah kecamatan di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor, hingga terbawa ke hilir sungai di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tanggerang.

Adapun untuk banjir di Kota Bekasi yang dilaporkan muka air tertingginya 4 meter, katanya, terjadi karena pada saat bersamaan daerah itu menerima air kiriman hulu DAS Ciliwung dan ditambah adanya hujan deras dengan intensitas 165-208 mm per hari di beberapa lokasi.

"Hari ini di Sumur Batu Bekasi hampir 208 mm per hari. Ini terjadi dipengaruhi pertumbuhan awan konvektif yang cukup signifikan pada skala meso - sirkulasi siklonik yang mengakibatkan perlambatan angin dan seterusnya," katanya.

Dia menambahkan, banjir Jakarta dan daerah sekitarnya ini masih relatif rendah jika dibandingkan dengan banjir yang terjadi pada tahun 2020, di mana saat itu BMKG mencatat curah hujan lokal di Jakarta sangat ekstrem dengan ketebalan 377 mm per hari.

Meski demikian BMKG sedang berkoordinasi dengan lembaga terkait guna membahas kebutuhan operasi modifikasi cuaca, sebagai upaya mengendalikan potensi hujan dan mendukung percepatan pemulihan dampak bencana.

"Periode 4-11 Maret 2025, hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi. Di Pulau Jawa bagian barat," kata dia, seraya meminta masyarakat untuk selalu memantau informasi kondisi cuaca secara berkala untuk mengantisipasi dampak dari dinamika atmosfer yang terus berkembang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI