Suara.com - Seorang pemimpin senior Hamas mengatakan bahwa rezim Israel melanggar perjanjian gencatan senjata secara sistematis dan berusaha memperbarui invasinya terhadap Jalur Gaza.
Kabinet Israel telah berupaya untuk menggagalkan perjanjian tersebut, dengan mengambil berbagai langkah terkait hal ini, kata Osama Hamdan seperti dikutip oleh kantor berita Palestina, Shahab, pada hari Senin.
Ia merujuk pada pemblokiran Israel terhadap 50 truk bahan bakar ke Gaza setiap hari dan masuknya material konstruksi untuk pembangunan kembali rumah sakit yang menurutnya bertentangan dengan perjanjian tersebut.
Hamdan mengatakan bahwa hanya 15 rumah prefabrikasi dari 65.000 rumah yang disepakati telah memasuki daerah kantong tersebut dan 116 warga Palestina tewas saat fase pertama perjanjian gencatan senjata berlangsung.
Baca Juga: Film Aliansi Palestina-Israel Raih Piala Oscar Dokumenter Panjang
Ia juga merujuk pada 210 kasus pelanggaran Israel terhadap wilayah udara Gaza dalam beberapa hari terakhir, mengkritik rezim tersebut karena mencegah kembalinya pengungsi Palestina ke kampung halaman mereka.
Pejabat Hamas menyerukan tekanan internasional terhadap Israel untuk memasuki fase kedua perjanjian gencatan senjata, dengan mencatat bahwa dimulainya fase ini segera merupakan satu-satunya cara bagi Israel untuk mengamankan pembebasan tawanannya.
Fase pertama perjanjian, yang berlangsung selama 42 hari, berakhir pada hari Sabtu. Sementara Israel telah menyerukan perpanjangan fase ini, Hamas bersikeras untuk beralih ke fase kedua yang akan menjadi akhir perang yang sebenarnya.