Sejarah Sritex, Raksasa Tekstil dari Kejayaan hingga Pailit

Suhardiman Suara.Com
Senin, 03 Maret 2025 | 15:36 WIB
Sejarah Sritex, Raksasa Tekstil dari Kejayaan hingga Pailit
Buruh mengendarai sepeda keluar dari pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (24/10/2024). [ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

- Tahun 1994: Raih kontrak strategis produksi seragam militer untuk NATO dan Jerman. Memperoleh sertifikasi internasional.

- Tahun 1998: Selamat dari krisis moneter dengan pertumbuhan 8x lipat kapasitas produksi.

- Tahun 2013: Melantai di Bursa Efek Indonesia (kode SRIL) dengan valuasi signifikan.

Penurunan & Kepailitan

- Tahun 2021: Masuk Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) akibat gagal bayar MTN senilai USD.

- Tahun 2024: Dinyatakan pailit oleh PN Niaga Semarang karena utang ke PT Indo Bharta Rayon.

- Maret 2025: Tutup operasional dengan PHK >10.000 pekerja.

Pencapaian Tertinggi

- Pemasok seragam militer untuk 35 negara.
- Produsen tekstil terbesar di Asia Tenggara.
- Mempekerjakan 30.000 karyawan puncak.

Perjalanan Sritex mencerminkan dinamika industri tekstil Indonesia dari era Orde Baru hingga tantangan ekonomi global abad 21.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI