Inggris Guyur Ukraina Rp30 Triliun untuk Rudal

Bella Suara.Com
Senin, 03 Maret 2025 | 10:06 WIB
Inggris Guyur Ukraina Rp30 Triliun untuk Rudal
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer (Foto:X/@Keir_Starmer)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyerukan pembentukan "koalisi yang bersedia" untuk membela Ukraina dan menjamin perdamaian di Eropa, di tengah meningkatnya ketidakpastian atas komitmen Amerika Serikat dalam mendukung Kyiv.

Dalam konferensi pers yang digelar di Lancaster House, Starmer menegaskan bahwa Inggris siap mengerahkan pasukan di darat dan pesawat di udara untuk mempertahankan Ukraina, tetapi menekankan pentingnya dukungan kuat dari AS.

"Jika Anda ingin menjaga perdamaian, Anda harus siap untuk mempertahankan perdamaian. Satu hal yang diceritakan sejarah kepada kita adalah jika ada konflik di Eropa, konflik itu akan berdampak pada pantai kita," ujar Starmer, memperingatkan risiko eskalasi perang jika dunia Barat gagal bertindak.

Sebagai langkah konkret, Inggris mengalokasikan dana ekspor sebesar £1,6 miliar (sekitar Rp30 triliun) untuk membantu Ukraina membeli 5.000 rudal pertahanan udara buatan Belfast. Starmer menekankan bahwa dunia kini berada di "persimpangan sejarah" dan menegaskan bahwa "ini bukan saatnya untuk bicara lagi, sekarang saatnya untuk bertindak."

Baca Juga: Rupiah Sedikit Berotot Lawan Dolar AS Senin Pagi

Selain bantuan militer, para pemimpin yang hadir dalam pertemuan puncak di London sepakat untuk memperketat sanksi ekonomi terhadap Rusia dan memastikan bahwa Ukraina memiliki tempat dalam perundingan damai yang menjamin kedaulatannya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga hadir dalam pertemuan yang dihadiri oleh 17 pemimpin dunia lainnya, sebelum kemudian menuju Sandringham untuk bertemu Raja Charles III.

Pernyataan Starmer muncul di tengah kekhawatiran atas ketidakpastian kebijakan luar negeri AS di bawah kepemimpinan Donald Trump. Sebelumnya, dalam pertemuan yang penuh ketegangan di Ruang Oval, Trump secara terbuka mencerca Zelensky dan menyebutnya "tidak sopan", bahkan mengusirnya dari Gedung Putih.

Ketegangan ini memicu kegelisahan di Eropa, terutama setelah Trump dikabarkan telah memulai pembicaraan dengan Rusia tanpa melibatkan Ukraina serta enggan memberikan jaminan keamanan kepada Kyiv.

Namun, meskipun hubungan AS-Ukraina tengah diuji, Starmer tetap optimistis. Ia menolak anggapan bahwa AS tidak dapat diandalkan sebagai sekutu dan menegaskan bahwa ia percaya pada Trump.

Baca Juga: Konflik Trump-Zelenskyy Picu Krisis Pemasokan Bahan Bakar bagi Militer AS di Norwegia

"Saya telah berdiskusi panjang lebar dengannya dan saya yakin motivasinya adalah perdamaian abadi," kata Starmer kepada BBC.

Pernyataan Starmer sejalan dengan kekhawatiran yang semakin meluas di kalangan pemimpin Eropa. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, menegaskan bahwa dunia bebas membutuhkan kepemimpinan baru.

"Hari ini, menjadi jelas bahwa dunia bebas membutuhkan pemimpin baru. Terserah kita, orang Eropa, untuk menerima tantangan ini," kata Kallas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI