Suara.com - Pejabat Hamas Abdul Rahman Shadid telah mengeluarkan pernyataan yang mendorong warga Palestina untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsa sepanjang bulan puasa Ramadan dan tinggal di sana untuk melakukan ritual keagamaan selama bulan ini, menurut kantor berita Shehab Palestina.
Shadid juga mengatakan bahwa warga Palestina tidak boleh menerima pembatasan rezim Israel dan harus menegaskan hak historis dan agama mereka terkait masjid ini.
Semua penduduk kota al-Quds, wilayah pendudukan tahun 1948, dan Tepi Barat, yang memiliki akses ke masjid tersebut, harus melindunginya, katanya.
Pejabat Hamas tersebut menambahkan bahwa pembatasan yang diberlakukan oleh penjajah dan proyek permukiman ilegal mereka tidak dapat memutuskan hubungan antara masjid suci dan pemiliknya yang sah; sebaliknya, tindakan tersebut akan memperkuat tekad warga Palestina untuk melindungi situs tersebut dan menolak rencana Yahudisasi.
Baca Juga: Pemkot Depok Larang Aktivitas SOTR Selama Ramadan: Lebih Banyak Mudharatnya
Menurut kantor berita Anadolu milik Turki, penyiar publik Israel KAN melaporkan bahwa rezim berencana untuk mengerahkan 3.000 personel militer di pos pemeriksaan menuju Masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadan untuk mencegah tahanan Palestina yang baru dibebaskan memasuki area di sekitar tempat suci tersebut.
Rezim Israel memiliki sejarah panjang dalam membatasi akses warga Palestina ke masjid, bahkan selama bulan Ramadan, yang telah menghadapi perlawanan dari negara yang tertindas tersebut.
Rezim tersebut menduduki al-Quds timur, tempat Masjid Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel pada tahun 1967.
Pada tahun 1980, rezim tersebut mencaplok seluruh kota tersebut dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Baca Juga: Tips Puasa Aman dan Nyaman untuk Penderita Gangguan Paru dan Pernapasan Menurut Pakar