Kasus Korupsi Jiwasraya Dinilai Berdampak pada Sikap Skeptis Masyarakat terhadap Danantara

Sabtu, 01 Maret 2025 | 21:32 WIB
Kasus Korupsi Jiwasraya Dinilai Berdampak pada Sikap Skeptis Masyarakat terhadap Danantara
Presiden Prabowo resmikan Danantara didampingi Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden ke-7 Joko Widodo di Istana Negara, Senin (24/2/2025). [Tangkapan layar akun YouTube]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ekonom Senior Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai kemunculan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) menimbulkan sikap skeptis publik. Pernyataan itu disampaikan lantaran dia menilai publik kerap disajikan dengan kasus korupsi di BUMN dengan nilai yang besar dalam beberapa waktu terakhir.

"Dalam 10 tahun terakhir rakyat Indonesia dibombardir dengan begitu banyak kasus korupsi yang angkanya luar biasa besar. Dari mulai Asabri, Jiwasraya, Pertamina yang baru saja,  Timah, kemudian yang lain-lain," kata Wijayanto dalam diskusi daring, Sabtu (1/3/2025).

Wijayanto menjelaskan contoh kasus yang paling meyakitkan adalah kasus korupsi di Jiwasraya. Dia menyebut banyak masyarakat, khususnya guru yang menempatkan uangnya di Jiwasraya untuk masa depan.

Namun, kasus korupsi Jiwasraya menyebabkan mereka kehilangan uang sehingga menimbulkan sikap skeptis terhadap Danantara.

Baca Juga: Dinilai Bermasalah, Peluncuran Danantara Diwarnai Polemik Rangkap Jabatan dan Rekam Jejak Pengurus

"Banyak diantaranya guru menaruh uang di Jiwasraya untuk pensiun masa depan. Menaruh di Jiwasraya karena milik pemerintah yang pegang kendali orang-orang pemerintah juga di komisaris dan di direksi. Tapi ternyata hilang juga," Ujar Wijayanto.

Saat Jiwasraya diluncurkan, Wijayanto menilai semua pihak optimistis seperti yang terjadi pada Danantara saat ini. Sayangnya, Jiwasraya berakhir kolaps.

"Kita tidak ingin hal yang sama berakhir dengan kolaps," tandas dia.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Halaman Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin, 24 Februari 2025. Peluncuran Danantara ini menandai langkah strategis pemerintah dalam mengelola investasi nasional guna mendukung pertumbuhan investasi yang berkelanjutan. 

Dalam pidatonya, Presiden Prabowo berharap terbentuknya dan diluncurkannya Danantara dapat mengubah cara pengelolaan kekayaan bangsa demi kesejahteraan rakyat. Menurut Presiden, pemerintah telah membuktikan komitmennya dengan disiplin dan tata keuangan yang bertanggung jawab.

Baca Juga: Erick Thohir Bicara Sentimen Danantara ke IHSG


Adapun susunan Pengurus Danantara terdiri dari:

Dewan Pengawas dengan diketuai oleh Menteri BUMN, Erick Thohir. Wakil Ketua diduduki oleh Muliaman Hadad, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Danantara. Sementra anggota yakni Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati

Badan Pelaksana terdiri dari kepala atau CEO yang diduduki oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani. Chief Operating Officer (COO) diampu oleh Wakil Menteri BUMN, Dony Oskaria. Sementara itu, Chief Investment Officer (CIO) oleh Pandu Sjahrir, Managing Partner di Indies Capital dan Founding Partner di AC Ventures

Lalu untuk Dewan Penasihat, terdiri dari Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Joko Widodo (Jokowi), Organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI