AS Setujui Penjualan Senjata Senilai Rp 49 Triliun ke Israel di Tengah Perang Gaza

Bella Suara.Com
Sabtu, 01 Maret 2025 | 12:42 WIB
AS Setujui Penjualan Senjata Senilai Rp 49 Triliun ke Israel di Tengah Perang Gaza
Kondisi di Gaza akibat serangan Israel kepada Hamas. [ANTARA/Anadolu/py/am]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Amerika Serikat pada hari Jumat mengumumkan persetujuan penjualan senjata dan peralatan militer senilai lebih dari $3 miliar (sekitar Rp49 triliun) ke Israel. Paket tersebut mencakup amunisi, buldoser, dan peralatan terkait yang disebut-sebut sebagai bagian dari upaya mendukung kemampuan pertahanan Israel.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyetujui penjualan senilai $2,04 miliar dalam bentuk badan bom dan hulu ledak, $675,7 juta untuk badan bom serta peralatan pemandu, serta $295 juta dalam bentuk buldoser dan peralatan lainnya, menurut pernyataan dari Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS (DSCA).

Rubio menyatakan bahwa keputusan ini diambil dengan justifikasi keadaan darurat yang mengharuskan penjualan segera demi kepentingan keamanan nasional AS. Hal ini memungkinkan pengabaian terhadap persyaratan umum yang biasanya mengharuskan persetujuan dari Kongres.

"Amerika Serikat berkomitmen terhadap keamanan Israel, dan sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Israel mengembangkan dan memelihara kemampuan pertahanan diri yang kuat dan siap pakai," kata DSCA dalam pernyataannya.

Baca Juga: Gencatan Senjata Israel-Hamas di Ujung Tanduk: Nasib Sandera Masih Tak Pasti

Penjualan ini terjadi setelah Washington sebelumnya menyetujui transaksi lebih dari $7,4 miliar dalam bentuk bom, rudal, dan peralatan militer lainnya ke Israel pada awal bulan ini.

Israel melancarkan serangan ke Gaza sejak Oktober 2023 sebagai tanggapan atas serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok militan Palestina. Konflik ini menyebabkan kehancuran besar di Gaza serta gelombang pengungsian. Namun, gencatan senjata yang berlaku sejak bulan lalu telah meredakan ketegangan dan memungkinkan pembebasan sejumlah sandera yang ditahan oleh Hamas.

Di tengah kekhawatiran atas tingginya korban sipil, pemerintahan Presiden AS sebelumnya, Joe Biden, sempat memblokir pengiriman bom seberat 2.000 pon ke Israel tahun lalu. Namun, keputusan tersebut kini telah dibatalkan oleh penggantinya, Donald Trump, dan penjualan yang diumumkan pada hari Jumat mencakup senjata dengan daya ledak besar tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI