Suara.com - Kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang telah berlangsung selama enam minggu akan berakhir pada Sabtu, namun belum ada kejelasan mengenai apakah Israel dan Hamas akan melanjutkan negosiasi tahap kedua untuk pembebasan sandera yang tersisa.
Selama gencatan senjata, Hamas telah membebaskan 33 sandera Israel dan lima warga negara Thailand. Namun, kedua belah pihak saling menuduh melanggar kesepakatan sejak Januari.
Hingga kini, belum ada kesepakatan untuk kembali ke meja perundingan guna membahas pembebasan 28 sandera Israel yang diyakini masih hidup, dengan imbalan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Selain itu, tahap kedua gencatan senjata juga seharusnya menentukan pihak yang akan memerintah Gaza pascaperang. Israel menolak keberlanjutan kekuasaan Hamas, namun belum mendukung pihak alternatif untuk mengambil alih pemerintahan di wilayah tersebut.
Baca Juga: Iran Kecam Ancaman Militer Israel terhadap Program Nuklirnya
Amerika Serikat dan mediator internasional berupaya memperpanjang gencatan senjata atau setidaknya menjaga kondisi negosiasi tetap berlangsung. Namun, jika kesepakatan tidak diperpanjang, pertempuran diperkirakan akan kembali pecah pada 2 Maret.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa negaranya akan melanjutkan perang jika Hamas tidak melucuti senjatanya.
Sementara itu, meskipun mengalami kehancuran besar akibat perang, Hamas juga tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerah kepada Israel.
Di tengah ketidakpastian ini, nasib sandera yang tersisa serta masa depan Gaza masih menjadi pertanyaan besar.
Baca Juga: Negosiasi Gencatan Senjata Gaza Memanas: Nasib Sandera Israel Ditentukan di Kairo