Suara.com - Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi turut menyaksikan proses sidang isbat penetapan 1 Ramadan 1446 H di kantor Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Ashabul menyebutkan, hasil sidang isbat itu juga ditunggu oleh seluruh masyarakat Indonesia yang menandakan kalau publik masih percaya dengan pemerintah.
"Komisi VIII menyambut baik penyelenggaraan sidang isbat, menandakan bahwa negara hadir dalam kepentingan umat Islam. Malam ini di seluruh penjuru nusantara, umat muslim menunggu keputusan sidang isbat ini. Itu tandanya bahwa masyarakat kita masih percaya terhadap negara," kata Ashabul saat konferensi pers di kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (28/2/2025).
Ashabul menyebutkan ada dua metode penetuan awal Ramadan di Indonesia, rukyat dan hisab, yang seringkali menyebabkan perbedaan waktu 1 Ramadan.
Baca Juga: Kebakaran Dahsyat Landa Permukiman Padat di Duren Sawit
Diketahui, Kemenag RI menggunakan metode rukyat berupa aktivitas pengamatan visibilitas hilal atau bulan sabit saat matahari terbenam menjelang awal bulan di kalender Hijriah.
"Kami menyaksikan bahwa perpaduan metode isbat dengan rukyat, maupun hisap sungguh luar biasa. Dua-duanya bisa mengembangkan ilmu pengetahuan. Karena itu kami tetap mendukung sidang isbat ini," imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Ashabul mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa 1 Ramadan kepada umat Islam di seluruh Indonesia.
"Mari kita tingkatkan taqwa kita kepada Allah SWT. Sehingga kita dapat mencapai kemenangan," pungkasnya.
Kemenag RI menentukan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025 setelah dilaporkan adanya hilal di wilayah paling barat di Aceh.
Baca Juga: 1 Ramadan dan Lonjakan Harga Cabai Rawit Merah
Laporan dari Direktur Jenderal Bimas Islam, ketinggian hilal ada di antara 3 derajat 5,91 menit hingga 4 derajat 40,96 menit dengan sudut elongasi 4 derajat 47,3 menit hingga 6 derajat 24,14 menit.
Hilal itu dilihat oleh dua orang saksi yang kemudian disumpah oleh hakim agama setempat.