Ia memperingatkan bahwa jika perlindungan data tidak segera diperkuat, maka AI dapat dimanfaatkan untuk kejahatan yang sulit dikendalikan.
"Sementara data ini menjadi basic, apakah data kita dimanfaatkan untuk hal yang baik atau dipinjam untuk dilakukan kejahatan. Kalau robot yang mengambil data itu kemudian tidak bisa menghukum robot, yang bisa dihukum itu adalah orangnya. Sementara orangnya tidak tahu menahu lalu dipinjam oleh sebuah robot. Ini akan menjadi sebuah bahaya," paparnya.
PKB berkomitmen untuk terus memperjuangkan kebijakan perlindungan data dalam pengembangan AI.
Mereka menilai bahwa regulasi yang kuat tidak hanya penting untuk keamanan siber, tetapi juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan sektor lainnya.
"Kami memandang ini sebuah anugerah, akan tetapi kita tetap harus waspada, dibarengi dengan regulasi yang kuat, terutama adalah perlindungan data pribadi," tutupnya.
Dengan semakin pesat perkembangan AI, desakan untuk segera menerapkan kebijakan yang mampu melindungi masyarakat semakin besar.
PKB menegaskan bahwa meskipun AI menawarkan banyak peluang, tanpa regulasi yang memadai, risiko yang ditimbulkan bisa jauh lebih besar. Oleh karena itu, urgensi perlindungan data dan pengawasan AI menjadi prioritas utama bagi PKB dalam mendorong kebijakan yang berorientasi pada kepentingan manusia.
Reporter: Kayla Nathaniel Bilbina
Baca Juga: Makin Sulit Bedakan AI dengan Manusia, TFH: Jangan Lupakan Prioritas Utama Manusia