Suara.com - Meskipun dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis akibat pneumonia ganda, Paus Fransiskus tetap menjalankan tugasnya dengan menyetujui dekrit baru untuk calon orang kudus serta mengambil beberapa keputusan penting terkait pemerintahan Vatikan.
Pada Senin, Paus Fransiskus, 88 tahun, bertemu dengan Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, dan Uskup Agung Edgar Pena Parra. Pertemuan ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Vatikan tetap berjalan meskipun kondisi kesehatan Paus masih belum stabil.
Dalam audiensi tersebut, Paus menyetujui dekrit beatifikasi bagi lima orang serta kanonisasi dua santo baru. Selain itu, ia juga memutuskan untuk mengadakan konsistori guna menetapkan tanggal kanonisasi mendatang. Keputusan ini menjadi sorotan mengingat kondisi kesehatannya yang masih kritis.
Selain pertemuan dengan pejabat tinggi Vatikan, Paus Fransiskus juga menunjuk sejumlah uskup baru untuk Brasil, mengangkat uskup agung baru untuk Vancouver, serta mengubah undang-undang Negara Kota Vatikan. Salah satu keputusan penting lainnya adalah pemberian wewenang kepada Suster Raffaella Petrini sebagai wanita pertama yang memimpin negara-kota tersebut, efektif mulai 1 Maret.
Baca Juga: Paus Fransiskus Tetap Jalankan Tugas Kepausan Meski Masih dalam Perawatan
Vatikan melaporkan bahwa Paus Fransiskus tetap menjalankan tugas dari kamar rumah sakitnya di Rumah Sakit Gemelli, Roma. Ia bahkan melakukan panggilan ke sebuah paroki di Kota Gaza untuk tetap berhubungan dengan komunitas gereja di sana. Meski begitu, dokter masih memantau kondisi kesehatannya, yang sempat mengalami gagal ginjal ringan, meskipun tidak dalam tahap mengkhawatirkan.
Sementara itu, ribuan umat beriman berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk menggelar doa Rosario demi kesembuhan Paus Fransiskus. Ritual ini mengingatkan pada doa bersama yang dilakukan saat Paus Yohanes Paulus II dalam kondisi kritis pada 2005. Sekutu dan pendukungnya tetap berharap bahwa ia akan pulih dari penyakitnya.
Di tengah situasi ini, Vatikan juga merilis niat doa Paus Fransiskus untuk masa Prapaskah, menyerukan umat Katolik agar menjaga harapan dan bersimpati terhadap nasib para migran serta mereka yang kurang beruntung. Pesan ini ditandatangani pada 6 Februari, sebelum ia dirawat di rumah sakit.
Meskipun kesehatannya masih dalam pemantauan ketat, Paus Fransiskus tetap menunjukkan keteguhan dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Gereja Katolik.
Baca Juga: Dari Tabu Menjadi Terbuka: Vatikan Kini Transparan soal Kesehatan Paus Fransiskus