AHY Bongkar Upaya Kudeta Demokrat Era Jokowi di Depan Gibran, Rocky Gerung: Berani!

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 26 Februari 2025 | 21:11 WIB
AHY Bongkar Upaya Kudeta Demokrat Era Jokowi di Depan Gibran, Rocky Gerung: Berani!
Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti pidato Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyampaikan tantangan besar yang sempat dihadapi saat partainya nyaris dikudeta.

AHY mengingatkan saat partainya nyaris dikudeta oleh Moeldoko pada era pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Hal itu ia singgung dalam pidatonya saat Kongres ke-VI Partai Demokrat di Sentul, Jawa Barat, Selasa (25/2/2025).

Menurut Rocky, pernyataan AHY menjadi pengimbang atas narasi yang dibangun oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto mengenai peran pemimpin dalam politik, terutama terkait istilah "cawe-cawe."

"Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidatonya mengatakan, bahwa dia tidak pernah cawe-cawe selama 10 tahun, dan itu diajukan dalam upaya untuk balancing puja-puji yang selama ini diajukan pada Presiden Jokowi," ujar Rocky seperti dikutip dari Youtube Rocky Gerung Official, Rabu (26/2/2025).

Istilah "cawe-cawe" sebelumnya lekat dengan kepemimpinan Presiden Joko Widodo, yang dianggap aktif memengaruhi proses politik, termasuk dalam pemilu 2024.

Rocky turut menyoroti pidato AHY yang menyinggung bagaimana Partai Demokrat sempat mengalami upaya pengambilalihan oleh pihak eksternal.

Rocky menyebut bagaimana Partai Demokrat hampir "dirampok" oleh pihak yang dekat dengan kekuasaan.

"AHY mengingatkan bahwa partainya sendiri pernah mau dirampok. Di mana? Di era Jokowi. Mau dirampok oleh orang yang nggak punya partai," katanya.

Rocky menafsirkan bahwa pernyataan ini secara tersirat merujuk pada Moeldoko, yang sempat berusaha mengambil alih Partai Demokrat pada 2021.

Baca Juga: Rocky Gerung Sindir Prabowo Tak Maju 2029 Jika Dinilai Gagal: yang Evaluasi Presiden Itu Rakyat, Bukan Dirinya Sendiri

Upaya tersebut akhirnya gagal setelah gugatan hukum yang diajukan Demokrat memenangkan putusan di pengadilan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI