Jaga Sawitan Kritik Pemerintah Lelet Urus Nasib Buruh Sawit: Padahal Industri Penyumbang Devisa Terbesar

Selasa, 25 Februari 2025 | 20:54 WIB
Jaga Sawitan Kritik Pemerintah Lelet Urus Nasib Buruh Sawit: Padahal Industri Penyumbang Devisa Terbesar
Petani Sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menggelar aksi demonstrasi di depan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Selasa (17/5/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama terbentuk selama dua tahun, Jaringan Ketenagakerjaan untuk Sawit Berkelanjutan (Jaga Sawitan) mengeklaim telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kondisi ketenagakerjaan di industri kelapa sawit.

Presidensi Jaga Sawitan sekaligus Sekretaris Eksekutif Jejaring Serikat Pekerja Buruh Sawit Indonesia (JAPBUSI), Nursanna Marpaung, menegaskan bahwa sawit Indonesia memberikan kontribusi besar terhadap devisa negara mencapai Rp 470 triliun.

Namun, keberlanjutan industri ini tidak hanya bergantung pada aspek ekonomi semata, tetapi juga pada hubungan industrial yang baik antara pekerja dan pengusaha.

“Kami sudah melakukan dialog sosial di Sumatera Utara dan Bali, mendiskusikan rencana untuk pembuatan modul terkait dengan hak-hak pekerja di tempat kerja, dan merencanakan buku panduan buruh harian lepas,” ujar Nursanna di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2025).

Baca Juga: Danantara Tak Bisa Diaudit KPK dan BPK, Mahfud MD Cemas: Kok Bisa Institusi Tak Bisa Diawasi?

Pengurus Pusat GAPKI Memed Kosasih dalam dialog bertajuk Buruh Dalam Tata Kelola Sawit Berkelanjutan di kawasan Jakarta. (Suara.com/Kayla Nathaniel Bilbina)
Pengurus Pusat GAPKI Memed Kosasih dalam dialog bertajuk Buruh Dalam Tata Kelola Sawit Berkelanjutan di kawasan Jakarta. (Suara.com/Kayla Nathaniel Bilbina)

Jaga Sawitan berkomitmen meningkatkan citra sawit Indonesia melalui penyelesaian efektif perselisihan industrial, penghormatan kebebasan berserikat, perbaikan kondisi kerja, serta pencegahan pekerja anak dan kerja paksa.

Menurut Nursanna, kerja sama antara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan JAPBUSI telah mempercepat dialog dalam menyelesaikan permasalahan tenaga kerja, baik di tingkat perusahaan maupun nasional.

“Kami lebih mudah dalam melakukan dialog yang efektif dalam penyelesaian permasalahan. Ini adalah pencapaian besar bagi industri sawit Indonesia,” tambahnya.

Namun, salah satu sorotan utama yang disampaikan Nursanna adalah kurangnya perhatian dari pemerintah, khususnya Kementerian Ketenagakerjaan.

“Kami sudah beberapa kali mengajukan audiensi sejak menteri sebelumnya hingga saat ini, tetapi belum ada respons. Padahal, industri sawit ini merupakan penyumbang devisa yang besar dan menyerap tenaga kerja yang sangat tinggi. Seharusnya menjadi prioritas,” tegasnya.

Baca Juga: Feri Amsari Kritik Telak Raffi Ahmad dan Deddy Corbuzier Masuk Kabinet Prabowo: Jadi Republik Content Creator!

Ke depan, Jaga Sawitan akan terus memperkuat dialog sosial dan menuntut perhatian lebih dari pemerintah agar sektor sawit semakin berkelanjutan dan berkeadilan.

“Kami mengapresiasi semua pihak, khususnya GAPKI, yang terus mendukung kerja sama ini. Kami berharap hubungan industrial yang lebih produktif dan berkeadilan dapat tercipta demi kerja layak di industri kelapa sawit,” pungkasnya. (Kayla Nathaniel Bilbina)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI