Suara.com - Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa partisipasi negara-negara Eropa dalam perundingan damai Ukraina akan dibutuhkan di tahap tertentu. Namun, ia menekankan bahwa langkah pertama dalam mencapai penyelesaian konflik adalah membangun kepercayaan antara Rusia dan Amerika Serikat.
Dalam wawancara dengan televisi pemerintah Rusia pada Senin (25/2), Putin mengatakan bahwa ia melihat Presiden AS Donald Trump mendekati konflik Rusia-Ukraina secara rasional dan tidak emosional. Meski demikian, ia memberi kesan bahwa perang mungkin tidak akan berakhir secepat yang diisyaratkan oleh Trump.
"Kami hanya sepakat bahwa kami akan bergerak ke arah penyelesaian konflik. Dan dalam hal ini, tentu saja, kami tidak menolak partisipasi negara-negara Eropa," kata Putin.
Pernyataan ini muncul di tengah peringatan tahun ketiga invasi Rusia ke Ukraina, yang telah menyebabkan ribuan korban jiwa dan jutaan orang mengungsi. Sementara itu, Trump mengisyaratkan bahwa perang bisa berakhir dalam beberapa minggu, meskipun tanpa penjelasan lebih lanjut.
Baca Juga: Sirine Meraung-raung! Serangan Rudal Rusia Guncang Ukraina
Putin mengungkapkan bahwa pembicaraan awal antara AS dan Rusia di Riyadh membahas upaya membangun kepercayaan antara kedua negara. Menurutnya, penyelesaian konflik Ukraina bergantung pada langkah pertama yang diambil oleh Moskow dan Washington.
"Untuk menyelesaikan masalah yang rumit dan akut seperti Ukraina, baik Rusia maupun Amerika Serikat harus mengambil langkah pertama," tegas Putin.
"Tapi apa hubungannya orang Eropa dengan hal ini?" katanya lagi.
Ketidakhadiran Ukraina dan sekutu Eropa dalam pembicaraan awal di Arab Saudi pekan lalu telah memicu keberatan dari Kyiv. Namun, Putin menekankan bahwa fokus utama dari pertemuan tersebut adalah membangun kepercayaan antara Moskow dan Washington sebelum mengikutsertakan negara-negara Eropa dalam perundingan yang lebih luas.
Lebih lanjut, Putin juga menyatakan kesiapannya untuk mendiskusikan pengurangan besar-besaran dalam pengeluaran militer dengan Amerika Serikat. Ia bahkan menyebut kemungkinan pengurangan anggaran pertahanan hingga 50 persen.
Baca Juga: Israel Hancurkan Kamp Pengungsi Jenin, 40.000 Warga Palestina Mengungsi
"Kita bisa mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat. Kami tidak menentangnya," ujar Putin.
"Jika AS mengurangi anggaran pertahanan mereka hingga 50 persen, kami juga akan melakukan hal yang sama. Tiongkok bisa bergabung nanti jika mereka menginginkannya," ujarnya.
Putin juga menepis anggapan bahwa Trump akan mengambil keputusan berdasarkan emosi dalam kebijakan AS terhadap Ukraina. Menurutnya, Trump lebih bebas dalam bertindak dibandingkan para pemimpin Eropa yang terikat dengan janji-janji sebelumnya kepada Ukraina.
"Dia bergerak dengan cara yang lugas dan tanpa batasan tertentu. Dia berada dalam posisi unik: dia tidak hanya mengatakan apa yang dia pikirkan, tetapi juga apa yang dia inginkan. Ini adalah hak istimewa pemimpin salah satu negara adikuasa," tutup Putin.