Xi Jinping dan Putin Bahas Perkembangan Terbaru Konflik Ukraina, Ini Isi Pembicaraannya

Andi Ahmad S Suara.Com
Senin, 24 Februari 2025 | 22:08 WIB
Xi Jinping dan Putin Bahas Perkembangan Terbaru Konflik Ukraina, Ini Isi Pembicaraannya
Arsip foto: Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin. ANTARA/HO-Kementerian Luar Negeri China/aa. (Handout Kementerian Luar Negeri China)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perang Ukraina-Rusia hingga detik ini belum menemukan solusi tepat untuk damai. Sebelumnya juga upaya adanya gencatan senjata dilakukan oleh Amerika Serikat ketika melakukan pertemuan dengan pejabat Rusia di Arab Saudi.

Terbaru kali ini, Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pembicaraan via telepon pada Senin (24/2) guna membahas perkembangan terbaru dalam upaya diplomasi terkait konflik Ukraina.

Menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China yang diterima di Beijing, Presiden Putin memberikan pembaruan mengenai komunikasi terkini antara Rusia dan Amerika Serikat serta menjelaskan posisi Rusia dalam konflik tersebut.

Putin menegaskan bahwa Rusia berkomitmen untuk mengatasi akar masalah konflik dan mencapai perdamaian yang stabil serta berkelanjutan. Sementara itu, Presiden Xi menekankan bahwa sejak awal konflik, China telah menyuarakan pendiriannya melalui empat prinsip utama untuk penyelesaian krisis.

Baca Juga: Menag Nasaruddin Umar Usul Penambahan Petugas Haji Indonesia Jadi 4.000 Orang

"China dan Brazil, bersama negara-negara lain dari 'Global South', membentuk kelompok 'Sahabat Perdamaian' pada September lalu untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi penyelesaian politik krisis ini. China mengapresiasi langkah-langkah positif yang telah diambil oleh Rusia dan pihak terkait dalam mencari solusi damai," ujar Xi Jinping.

Xi juga menyoroti hubungan historis yang erat antara China dan Rusia, menegaskan bahwa kedua negara merupakan tetangga yang baik dan mitra strategis yang saling mendukung dalam berbagai aspek. Ia menekankan bahwa kemitraan ini tidak didasarkan pada faktor eksternal dan akan terus berkembang seiring waktu.

"Terlepas dari perubahan dalam lanskap internasional, hubungan China-Rusia akan tetap berjalan sesuai jalurnya, berkontribusi pada pertumbuhan dan kestabilan global," tambahnya.

Dalam responsnya, Presiden Putin menegaskan pentingnya hubungan bilateral Rusia-China. Ia menyatakan bahwa Rusia berkomitmen untuk memperkuat komunikasi tingkat tinggi dengan China dan memperdalam kerja sama strategis yang telah berlangsung lama.

"Penguatan hubungan dengan China merupakan keputusan strategis Rusia, bukan reaksi sementara terhadap situasi tertentu, dan tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal," ungkap Putin.

Baca Juga: Cek Fakta: Iran Siapkan Rudal Supersonik Untuk Serang Israel

Putin juga menyoroti bahwa komunikasi erat antara kedua negara sangat penting dalam menghadapi dinamika global saat ini. Ia menegaskan bahwa koordinasi Rusia dan China akan membawa dampak positif bagi kestabilan internasional.

Sementara itu, perundingan damai terbaru untuk menyelesaikan konflik Ukraina berlangsung pada 18 Februari 2025 di Istana Diriyah, Riyadh, Arab Saudi. Delegasi AS dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio, sedangkan pihak Rusia dipimpin oleh Menlu Sergei Lavrov. Kedua belah pihak sepakat untuk membentuk mekanisme konsultasi guna menyelesaikan perbedaan bilateral serta mempertimbangkan restrukturisasi staf diplomatik masing-masing.

Tim negosiasi juga mulai menyusun strategi penyelesaian konflik Ukraina dengan pendekatan yang berkelanjutan dan dapat diterima oleh semua pihak. Selain itu, pembicaraan tersebut membuka peluang kerja sama geopolitik dan investasi strategis di masa depan.

Sebagai tanggapan atas perundingan ini, negara-negara Eropa menggelar pertemuan darurat di Istana Elysee, Paris, untuk merumuskan langkah-langkah dukungan terhadap Ukraina. Namun, terdapat perbedaan pendapat mengenai kemungkinan pengerahan pasukan penjaga perdamaian.

Ketegangan antara Amerika Serikat dan Eropa meningkat setelah Presiden Trump secara langsung bernegosiasi dengan Putin mengenai solusi damai bagi Ukraina tanpa melibatkan sekutu Eropa. Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menegaskan bahwa pasukan AS tidak akan ikut serta dalam jaminan keamanan dan menyarankan agar negara-negara Eropa yang mengirimkan pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina. [Antara].

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI