Gaza Mulai Tahun Ajaran Baru, Siswa Kembali Belajar di Tengah Kehancuran dan Minim Sumber Daya

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Senin, 24 Februari 2025 | 13:48 WIB
Gaza Mulai Tahun Ajaran Baru, Siswa Kembali Belajar di Tengah Kehancuran dan Minim Sumber Daya
Kondisi di Gaza akibat serangan Israel kepada Hamas. [ANTARA/Anadolu/py/am]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jalur Gaza akhirnya memulai tahun ajaran baru setelah gencatan senjata pada Januari 2025 yang secara sementara menghentikan agresi Israel yang berlangsung selama 16 bulan sejak Oktober 2023, menurut pihak berwenang pendidikan setempat.

Dalam pernyataan Kementerian Pendidikan Gaza pada hari Minggu, disebutkan bahwa siswa-siswa akan kembali ke sekolah di gedung-gedung yang masih utuh, yang telah direnovasi dan dilengkapi, atau di sekolah alternatif dan titik-titik pendidikan yang ada di berbagai wilayah.

Kementerian juga akan berusaha menyediakan kelas daring bagi siswa yang belum dapat mengikuti pembelajaran secara langsung guna memastikan mereka tetap dapat melanjutkan pendidikan mereka.

Meskipun demikian, kementerian mengakui bahwa tahun ajaran baru di Gaza dimulai di tengah kehancuran yang besar dan kekurangan sumber daya yang sangat parah.

Baca Juga: Israel Tolak Pasukan Suriah di Perbatasan, Tuntut Demiliterisasi!

Kementerian juga mendesak organisasi hak asasi manusia untuk menekan Israel agar mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan yang dapat mendukung kegiatan pendidikan di Gaza.

Data dari otoritas Palestina menunjukkan bahwa 85 persen sekolah di Gaza tidak dapat beroperasi akibat kerusakan yang disebabkan oleh serangan Israel.

Menurut laporan humas pemerintah Gaza, setidaknya 12.800 siswa dan 800 guru serta staf sekolah telah kehilangan nyawa akibat agresi Israel sejak Oktober 2023 hingga terjadinya gencatan senjata.

Sebanyak 1.166 fasilitas pendidikan juga hancur akibat serangan tersebut, sehingga diperkirakan sektor pendidikan Gaza mengalami kerugian mencapai 2 miliar dolar AS.

Gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari 2025 secara sementara menghentikan genosida Israel di Jalur Gaza yang mengakibatkan lebih dari 48.300 korban jiwa, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta menimbulkan kehancuran yang luas di daerah tersebut.

Baca Juga: Anggun C Sasmi Buktikan Bukan Zionis, Bagikan Lagi Cuitan Lawas Saat Doakan Korban di Gaza

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada November 2024 telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan pejabat tinggi otoritas pertahanan, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Jalur Gaza.

Israel kini juga dihadapkan pada gugatan di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait agresi yang dilakukan di Jalur Gaza.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI