Suara.com - Sekitar 2.000 karyawan di Badan Pembangunan Internasional AS akan diberhentikan pada hari Minggu dan mayoritas staf penuh waktu yang tersisa akan diberi cuti administratif semalam, demikian informasi yang diberikan kepada para pekerja melalui email.
“Semua personel yang direkrut langsung oleh USAID, kecuali personel yang ditunjuk untuk bertanggung jawab atas fungsi-fungsi penting, kepemimpinan inti dan/atau program-program yang ditunjuk secara khusus, akan diberi cuti administratif secara global,” demikian isi email tersebut, yang dikirimkan kepada para karyawan pada pukul 2:42 p.m. ET dan diperoleh oleh CNN. Cuti administratif tersebut mulai berlaku pada pukul 11:59 p.m. ET hari Minggu, menurut catatan tersebut.
“Bersamaan dengan itu, USAID mulai menerapkan Pengurangan Tenaga Kerja yang akan memengaruhi sekitar 2.000 personel USAID yang bertugas di Amerika Serikat,” lanjut email tersebut.
Mereka yang terdampak “akan menerima pemberitahuan khusus” pada hari Minggu, kata email tersebut, dan mereka yang ditunjuk sebagai penting akan diberi tahu pada pukul 5 p.m. ET.
Baca Juga: Lawan Usulan Trump, Libya Dorong Dana Rekonstruksi Gaza!
Asosiasi Layanan Luar Negeri Amerika (AFSA), salah satu serikat pekerja yang mewakili personel USAID, "sangat kecewa dengan keputusan pemerintah yang tergesa-gesa dan tidak berperasaan untuk membiarkan para pelayan publik kita yang berdedikasi dalam ketidakpastian," kata presidennya, Tom Yazdgerdi, pada hari Minggu.
"Berkali-kali, para anggota kami telah berbagi bagaimana pilihan yang sembrono ini dan retorika yang tidak manusiawi yang ditujukan kepada mereka telah menyebabkan kerugian yang tak terhitung pada kehidupan pribadi dan profesional mereka," kata Yazdgerdi setelah pengumuman email pada hari Minggu.
Langkah tersebut menandai yang terbaru dalam apa yang telah menjadi pemusnahan yang mencengangkan dari badan federal tersebut, yang menyediakan bantuan kemanusiaan di seluruh dunia.
CNN sebelumnya melaporkan bahwa setelah seorang hakim federal pada hari Jumat membubarkan perintah penahanan sementara yang menghalangi pemerintah untuk memberikan cuti kepada ribuan karyawan badan tersebut, pembersihan badan tersebut oleh pemerintahan Trump berlanjut hingga akhir pekan. AFSA adalah salah satu penggugat dalam gugatan tersebut.
Di antara mereka yang menjadi sasaran pada awal akhir pekan adalah karyawan di Biro Bantuan Kemanusiaan USAID, beberapa di antaranya bertugas untuk menanggapi bencana di seluruh dunia dalam waktu singkat.
Baca Juga: Trump dan Putin Akan Bertemu? AS-Rusia Buka Jalan Normalisasi Hubungan