Suara.com - Utusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Steve Witkoff, menyatakan pada Minggu (25/2) bahwa Ukraina diperkirakan akan menandatangani kesepakatan sumber daya mineral dengan Amerika Serikat pekan ini. Kesepakatan ini disebut sebagai bagian dari upaya mengakhiri perang dengan Rusia yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun.
“Saya berharap kesepakatan ini akan ditandatangani pekan ini. Anda melihat Presiden (Volodymyr) Zelenskyy sempat ragu mengenai hal itu minggu lalu. Presiden (Trump) mengirimkan pesan kepadanya, sekarang dia tidak ragu lagi,” ujar Witkoff dalam wawancara dengan CNN.
Menurut Witkoff, Zelenskyy menyadari besarnya dukungan yang telah diberikan Amerika Serikat kepada Ukraina dan bahwa kesepakatan ini perlu segera disepakati.

Witkoff menekankan bahwa setiap kesepakatan damai memerlukan kompromi dari kedua belah pihak.
Baca Juga: Lawan Usulan Trump, Libya Dorong Dana Rekonstruksi Gaza!
“Setiap perjanjian damai mengharuskan kedua belah pihak membuat konsesi,” katanya.
Ia juga menyoroti peran Presiden Trump dalam negosiasi ini, menyebut bahwa Trump memiliki keahlian dalam mempertemukan pihak-pihak yang berseteru dan membangun konsensus.
"Itulah yang paling baik dilakukan presiden – dia membawa orang-orang bersama. Dia membuat mereka memahami bahwa jalan menuju perdamaian adalah melalui konsesi dan pembangunan konsensus," tambahnya.
Witkoff optimistis bahwa hasil perundingan ini akan berhasil.
"Saya pikir Anda akan melihat hasil yang sangat sukses di sini. Kita telah berjuang menghadapi konflik ini selama tiga setengah tahun." katanya.
Baca Juga: Trump dan Putin Akan Bertemu? AS-Rusia Buka Jalan Normalisasi Hubungan
Kesepakatan sumber daya mineral ini menjadi bagian dari strategi lebih luas AS dalam mendukung Ukraina, sekaligus membuka peluang bagi investasi sektor energi dan pertambangan di negara yang tengah dilanda konflik tersebut.