Lawan Usulan Trump, Libya Dorong Dana Rekonstruksi Gaza!

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Senin, 24 Februari 2025 | 03:50 WIB
Lawan Usulan Trump, Libya Dorong Dana Rekonstruksi Gaza!
Peta dan Bendera Libya (Unsplash.com/MarkRubens)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Dewan Perwakilan Libya, Aguila Saleh, mendorong pembentukan Dana Arab-Islam untuk pengembangan dan rekonstruksi Jalur Gaza, dengan dukungan dari negara-negara, organisasi, bank, dan investor.

Pernyataan tersebut disampaikan Saleh dalam pidatonya pada Konferensi Parlemen Arab yang berlangsung di markas Liga Arab di Kairo, Mesir, pada hari Sabtu (22/2).

"Hari ini kita berkumpul di tengah upaya berbahaya untuk menghapus perjuangan Palestina, setelah rakyat Gaza mengalami penderitaan selama 15 bulan terakhir," kata Saleh.

"Selama periode ini, dunia telah menyaksikan pembunuhan ribuan warga sipil yang tidak berdaya, laki-laki, perempuan, dan anak-anak, serta kerusakan dan pembakaran pada harta benda mereka," tambahnya.

Baca Juga: Tawanan Israel Dilepas Hamas, Dua Agen Mossad Termasuk dalam Pertukaran Sandera

Ia mengajak masyarakat Palestina untuk bersatu, baik di tingkat masyarakat maupun pemerintahan, baik di dalam maupun luar Palestina. Saleh menekankan bahwa persatuan Palestina berarti persatuan dunia Arab, tidak ada pilihan lain.

"Dari forum ini, saya menyerukan kepada pemerintah negara-negara Arab, dengan dukungan negara-negara Islam dan organisasi internasional, untuk membentuk Dana Arab-Islam untuk Pengembangan dan Rekonstruksi Gaza. Dana ini harus dikelola oleh lembaga yang terpercaya dan memiliki tanggung jawab serta kompetensi yang tinggi," ujarnya.

Sementara itu, Presiden AS, Donald Trump, berulang kali menyarankan agar AS mengambil alih Gaza dan memindahkan penduduknya dengan tujuan menjadikan wilayah tersebut sebagai "Riviera di Timur Tengah."

Namun, usulan tersebut ditentang keras oleh dunia Arab dan banyak negara lainnya yang melihat rencana itu sebagai bentuk pembersihan etnis.

Usulan Trump muncul setelah perjanjian gencatan senjata berlaku di Gaza pada 19 Januari, menghentikan serangan Israel yang telah berlangsung selama 15 bulan, mengakibatkan lebih dari 48.300 korban jiwa, dan meninggalkan wilayah itu dalam keadaan hancur total.

Baca Juga: Trump vs Media: AP Gugat Larangan Liputan Akibat Tidak Ikut Istilah 'Gulf of America'

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI