Suara.com - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan pada hari Minggu bahwa ia telah menginstruksikan militer untuk bersiap tinggal di beberapa kamp pengungsi perkotaan di Tepi Barat yang diduduki "selama tahun mendatang."
Katz mengatakan bahwa sekitar 40.000 warga Palestina telah mengungsi dari tiga kamp di Tepi Barat utara dan bahwa mereka sekarang "dikosongkan dari penduduk."
Ia mengatakan militer akan bersiap untuk "tinggal lama" di kamp-kamp tersebut dan "tidak mengizinkan kembalinya penduduk."
Komentar Katz muncul saat Israel mengintensifkan serangan di wilayah Palestina dan saat gencatan senjata yang menghentikan perang di Gaza berlaku.
Baca Juga: Hamas: Perlakuan Tahanan Beda Jauh, Israel Siksa Warga Palestina!
Militer mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka memperluas serangan di Tepi Barat ke daerah lain dan mengirim tank ke Jenin.
"IDF (militer), Shin Bet (badan keamanan), dan pasukan polisi perbatasan melanjutkan operasi kontraterorisme mereka di Samaria utara (Tepi Barat) dan memperluas kegiatan ofensif di daerah tersebut," kata pernyataan militer, menambahkan bahwa "satu divisi tank akan beroperasi di Jenin sebagai bagian dari upaya ofensif."
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah membunyikan peringatan atas agresi Israel yang sedang berlangsung di bagian utara Tepi Barat yang diduduki, menandai pengerahan pasukan rezim terlama di daerah tersebut sejak awal tahun 2000-an, menurut seorang pejabat senior PBB.
Berbicara dalam jumpa pers pada hari Jumat, juru bicara PBB Stéphane Dujarric mengatakan Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) "tetap prihatin dengan operasi pasukan Israel yang sedang berlangsung di bagian utara Tepi Barat."
Ia juga memperingatkan bahwa kekerasan pemukim terhadap warga Palestina dan harta benda mereka juga terus berlanjut di Tepi Barat, yang melibatkan rata-rata hampir lima per hari antara tanggal 11 dan 17 Februari.
Baca Juga: Lebanon Beri Syarat Mutlak ke Israel, Bebaskan Tahanan dan Tinggalkan Wilayah Pendudukan