Suara.com - Militer Israel menuduh bahwa dua anak laki-laki Bibas, Ariel dan Kfir, dibunuh dengan tangan kosong oleh militan Palestina saat ditawan. Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dalam sebuah siaran televisi pada Jumat (21/2), berdasarkan analisis forensik terhadap jenazah mereka.
"Ariel dan Kfir Bibas dibunuh oleh teroris dengan darah dingin. Mereka tidak ditembak, tetapi dibunuh dengan tangan kosong. Setelah itu, para teroris melakukan tindakan mengerikan untuk menutupi kekejaman ini," kata Hagari.
Di hari yang sama, keluarga Bibas menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu gagal melindungi orang-orang yang mereka cintai sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Mereka juga menilai Netanyahu gagal mengupayakan kepulangan mereka.
Komentar keluarga ini muncul setelah Israel mengumumkan bahwa jenazah yang diterima dari Hamas pada Kamis bukanlah jenazah Shiri Bibas, ibu dari kedua anak tersebut, seperti yang diklaim oleh kelompok militan Palestina.
Dalam pernyataan yang dirilis melalui Forum Sandera dan Keluarga Hilang, kakak ipar Shiri, Ofri Bibas, mengkritik pemerintah Israel.
"Tidak ada pengampunan bagi mereka yang menelantarkan mereka pada tanggal 7 Oktober, dan tidak ada pengampunan bagi mereka yang menelantarkan mereka dalam penahanan," tegas Ofri.
"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kami tidak menerima permintaan maaf dari Anda di saat yang menyakitkan ini." katanya.
Hamas sebelumnya menyatakan bahwa Shiri dan kedua putranya tewas akibat serangan udara Israel di awal perang. Namun, pada hari Jumat, pejabat Israel menyatakan bahwa kedua anak tersebut sebenarnya dibunuh saat ditawan.
Netanyahu pun menuduh Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan tidak mengembalikan jenazah Shiri Bibas dan justru menyerahkan jasad wanita lain.
Baca Juga: Misteri Jenazah Shiri Bibas: Hamas Akui Kemungkinan Tertukar!
Sementara itu, keluarga Bibas mendesak pemerintah Israel untuk memastikan kepulangan Shiri, baik dalam kondisi hidup maupun meninggal.