Kondisi sosial yang ada saat ini juga menjadi perhatian utama.
Meski dalam dua tahun terakhir Indonesia tidak mengalami serangan teror, keresahan sosial terus meningkat, terutama di kalangan masyarakat miskin dan anak muda yang tidak memiliki pekerjaan.
Menurutnya, hal tersebut bisa menjadi celah yang dimanfaatkan oleh kelompok ekstremis.
“Jika keresahan tidak ditangani dengan bijak, kelompok tertentu dapat memanfaatkan ini untuk kepentingan mereka. Ini mengkhawatirkan, karena kondisi ini bisa menjadi pemicu rekrutmen kelompok radikal,” kata Mujtaba.
Ia menegaskan bahwa kebijakan yang diambil harus mencermati setiap potensi yang dapat digunakan sebagai arena penyebaran ideologi ekstrem.
Upaya pencegahan tidak cukup hanya melalui kebijakan pemerintah, tetapi juga harus dikombinasikan dengan faktor sosial, ekonomi, dan edukasi.
“Rencana aksi ke depan harus meng-address dua-duanya, baik faktor pendorong maupun faktor penarik, supaya yang kita kerjakan selama ini tidak sia-sia,” katanya.
Kolaborasi lintas sektor yang dijalankan BNPT melalui RAN PE diharapkan dapat semakin mempersempit ruang gerak kelompok ekstremis dan mencegah berkembangnya narasi kekerasan di Indonesia.
Reporter : Kayla Nathaniel Bilbina
Baca Juga: Anggaran BNPT Kena Efisiensi, Legislator PDIP Protes: Kalau Ada Serangan Bom, Kita Kalang Kabut